BATU, Tugumalang.id – Konstelasi politik menuju Pilkada 2024 Kota Batu, Jawa Timur rupanya berlangsung alot. Sedikitnya, sudah ada tiga poros politik yang terlihat dalam bursa calon Wali Kota Batu atau B1 yang ramai diperbincangkah sejauh ini.
Meski sudah ada sejumlah figur yang muncul di permukaan, namun kepastian rekom calon Wali Kota di masing-masing partai masih berlangsung alot. Hingga kini, surat rekom, terutama bagi partai-partai pendulang suara terbanyak di Pileg 2024 lalu belum ada yang turun.
Perburuan tiket rekom yang tak mulus ini ditengarai karena sejumlah faktor. Mulai dari krisis ketokohan hingga situasi tawar-menawar atau ‘deal politik’ yang belum final antar masing-masing poros politik. Tak heran jika hingga kini belum ada sosok calon kuat yang muncul.
Baca Juga: Calon Independen di Pilkada Kota Malang 2024, Pakar Politik: Bagus untuk Pembelajaran Demokrasi
Situasi sulit ini terjadi karena peta politik kota wisata itu terjadi pergeseran pasca Pemilu 2024. Situasi tersebut bahkan sudah terbaca oleh para pengamat politik.
Seperti dikatakan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Brawijaya Malang, Anang Sujoko. Dia menyebutkan, dinamika politik di Kota Batu sudah mulai berubah.
Di mana partai PDI Perjuangan yang semula adalah partai penguasa setidaknya sejak 2001 kini berbalik takluk oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Pileg 2024.
Selain PKB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra juga menjadi salah satu partai dengan perolehan suara melesat di Pileg 2024.
”Situasi politik di Kota Batu sekarang mulai menarik ya karena rupanya sudah lepas dari pengaruh besar politik dinasti seperti kita kenal sebelumnya. Rasa percaya masyarakat terhadap itu agaknya sudah mulai menipis,” beber Anang ditemui tugumalang.id, Senin (15/7/2024).
PDIP Krisis Sosok Sampai Usung Artis, Kaderisasi Gagal?
Tentu dalam situasi ini, jelas Anang, yang paling dibuat pusing adalah dari kubu PDIP. Hal ini terlihat paling kentara dari sosok yang dimunculkan menjadi calon Wali Kota.
Menurut Anang, ada 3 nama kuat yang dijagokan dari PDIP, yakni Punjul Santoso, Didik Gatot Subroto dan terakhir adalah Kris Dayanti.
![Krisdayanti menjadi salah satu sosok kuat yang akan diusung oleh PDIP di Pilkada 2024 Kota Batu. Foto: Azmy](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2024/07/80a0e678-4a01-4130-b574-02a0d98b54f4.jpg)
Nama terakhir menjadi satu-satunya pilihan karena sosok KD memiliki popularitas yang diyakini mampu mengangkat elektabilitas PDIP di kancah Pilkada 2024 nanti.
Baca Juga: Temui Rendra Kresna Setelah Bebas, Bupati Sanusi Bantah Ada Komunikasi Politik
Pasalnya, ketika mereka mencoba tetap ingin mengangkat elektabilitas ketokohan dari trah keturunan mantan Wali Kota Eddy Rumpoko sekali pun, elektabilitasnya tidak terlalu signifikan.
Tidak heran jika hingga kini, partai berlogo kepala banteng itu masih belum bisa memutuskan sosok terbaik. Saking tidak adanya lagi sosok yang bisa dijagokan, kini PDIP praktis hanya memiliki 3 nama sosok yang kuat.
Namun Anang memprediksi ketiga nama tersebut agaknya tak cukup mampu mengangkat popularitas PDIP. Pasalnya tidak ada sosok yang benar-benar merepresentasikan sosok Wong mBatu di sana, kecuali Punjul. Kemungkinan Punjul maju diusung juga masih 50:50.
Sementara 2 nama lain tidak memiliki modal itu. Misal seperti Krisdayanti. Meski perolehan suaranya melesat di Pileg 2019 dan memiliki identitas lahir di Kota Batu, namun sebagian besar hidupnya lebih banyak dihabiskan di luar Kota Batu.
Bahkan selama menjadi anggota DPR RI saja, sosok penyanyi tersebut bisa dikatakan waktu sambang ke kota kelahirannya bisa dihitung jari.
Kontribusinya bagi daerah, juga tidak terlalu kentara. Faktor inilah yang menjadi indikasi perolehan suaranya merosot dan gagal kembali ke Senayan pada Pileg 2024.
Lagipula, kualitas sosok KD belum benar-benar teruji dalam memimpin birokrasi pemerintahan hingga me-manage kekuatan politik di daerah. Menurut Anang, sosok KD hanya memiliki keunggulan dari aspek popularitas saja. Namun itu tetaplah kekuatan besar.
Meski upaya itu sah-sah saja, ia melihat PDIP terjadi krisis sosok. Menurut Anang, ketika partai politik berupaya mendongkrak elektabilitas dengan cara mengangkat figur artis, itu tanda proses kaderisasi di sana gagal.
”Jika memang kemudian pilihan partai jatuh pada figur artis, artinya ada terjadi masalah pada proses kaderisasinya, ada penurunan kualitas. Harusnya kan punya putra daerah. Nah, saya melihatnya PDIP sekarang memang agak lain,” beber pria yang juga Dekan FISIP ini.
Sementara, jika menakar kekuatan politik Didik Gatot Subroto, lagi-lagi juga tidak ada kedekatan kultural. Meski kemudian dalam hal ini, dia juga mengaku pernah berdomisili di Kota Batu, Didik masih punya kans tinggi untuk bertarung dengan menjual sepak terjangnya di dunia birokrasi.
”Saya kira, dia lebih dikenal di Malang daripada di Batu, dengan karakter pemilih yang kenal-kenal saja. Meski masih punya peluang, medan politiknya Pak Didik ini nanti seperti terjal sekali untuk dikenal lalu kemudian dipercaya,” paparnya.
PKB di Atas Angin, Potensi Koalisi Gemuk
Sementara dari kubu PKB, Anang menilai jika posisi partai ini sedang di atas angin. Meski juga dalam hal ini PKB kekurangan sosok, namun manuver Ketua DPC dan juga Wakil Ketua DPRD Nurochman maju mencalonkan diri semakin menancapkan kekuatan politik mereka di Kota Batu.
Sosok Nurochman sendiri sejak Pileg 2019 mampu menjaga perolehan suaranya hingga di Pileg 2024. Praktis, dalam Pilkada 2024 nanti mereka hanya perlu memilih sosok wakil yang representatif dan menggandeng partai lain untuk menggemukkan barisan koalisi.
![Nurochman bersama Heli Suyanto tampak mesra yang dirumorkan bakal maju bersama di Pilkada 2024 Kota Batu. Foto: Dok. Istimew](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2024/07/b9fa585b-03b6-4941-bacd-f5da56fc43df.jpg)
”Konstelasinya sudah jelas, bisa jadi PKB gandeng PKS yang juga Ketua DPC-nya Pak Ludi meraih suara terbanyak di Pileg 2024 kemarin. Bisa jadi juga PKB gandeng Gerindra. Yang jelas, formasi dari koalisi ini sangat menentukan untuk menantang popularitas KD di kubu PDIP,” jelas Anang.
Meski berada di atas angin, PKB masih harus tetap waspada. Pasalnya, di Pileg 2024 kemarin Ludi Tanarto dari PKS mampu menjadi pendulang suara terbanyak. Masuknya PKS dalam barisan koalisi ini menjadi PR penting bagi PKB untuk mengamankan posisi.)
Anang melanjutkan jika formasi koalisi PKB sudah solid, maka kubu PDIP harus memutar otak ekstra untuk memilih sosok wakil yang representatif untuk menambal kelemahan KD. ”KD harus punya wakil birokrat tulen untuk menantang medan magnet yang kuat dari PKB,” ujarnya.
Lalu, seberapa kuat kekuatan politik PKB hari ini? Anang mengatakan jika kemungkinan masih terjadi pembahasan deal politik antara PKB dan koalisi partai lain terkait kenapa formasi B1 harus datang dari PKB.
”Artinya, masih belum ada deal politik, karena sama-sama punya kekuatan tersendiri. Karena bicara B1 itu bicara sosok. Jadi kita tunggu saja formasi calon dari mereka. Ketika koalisi gemuk ini terjadi, tentu ini akan jadi tantangan berat bagi PDIP,” katanya.
Informasi dihimpun, Ketua DPC PKB Nurochman digadang-gadang bakal maju bersama Ketua DPC Gerindra Heli Suyanto. Keduanya menjadi figur putra daerah yang akan bertarung di konstelasi Pilkada 2024 mendatang.
Poros Penantang Baru dari Sosok Milenial
Menariknya lagi, konstelasi politik di Kota Batu juga diramaikan kehadiran poros kekuatan baru yang datang dari koalisi Golkar, Demokrat dan PAN lewat sosok muda Firhando Gumelar. Kehadiran sosok ini mampu memanaskan atmosfer politik Kota Batu, menantang poros kekuatan besar yang ada selama ini.
![Firhando Gumelar menjadi penantang baru dari poros koalisi Golkar, PAN dan Demokrat di Pilkada 2024 Kota Batu. Foto: Azmy](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2024/07/70afad2c-4ad4-4243-a833-fcbd3588b726.jpg)
Menurut Anang, kebaharuan sosok yang diusung dari Firhando Gumelar membawa warna tersendiri. muda, pengusaha dan mewakili generasi milenial. Bahkan ia juga sudah mendapat dukungan dari 3 partai yang memuluskan rencananya maju nyalon B1.
”Tapi saya tetap belum yakin dia punya elektabilitas setara dengan poros kekuatan besar yang sudah ada. Apalagi jika melihat karakter pemilih warga Kota Batu sendiri yang butuh kedekatan, yang kenal gitu. Meski sah-sah saja, tetap sosok ini kan dari luar Batu,” terangnya.
Waktunya Akhiri Image Politik Dinasti
Terlepas dari kekuatan masing-masing poros politik dan figur yang ada, tersimpan harapan besar dari publik agar Kota Batu dipimpin oleh putra dan putri daerahnya sendiri. Anang yakin sejarah tersebut akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Batu.
![Pengamat Komunikasi Politik UB Malang Anang Sujoko. Foto: Azmy](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2024/07/6e796e9f-43d7-4bc6-b2a5-77ca1d4e6671.jpg)
”Saya masih berharap Kota Batu dipimpin wong mBatu sendiri dan orientasi cara berpikirnya untuk melayani. Saya sangat berharap munculnya sosok-sosok baru dan putra daerah ini mampu menghapus image buruk politik dinasti di Kota Batu,” harapnya.
Anang mengatakan jika seharusnya pertarungan politik tidak hanya dimaknai secara hitam – putih atau kalah – menang. Tapi juga didasari dengan pondasi idealisme membangun daerah dan sumber daya manusia menjadi lebih baik.
”Jangan sampai pemerintahan dipimpin oleh orang yang tidak punya pemahaman tentang politik dan birokrasi pemerintahan, karena itu akan berpengaruh pada stabilitas pemerintahan. Case-nya sudah banyak. Boleh bicara popularitas, elektabilitas, tapi kemampuan figur harus tetap jadi prioritas,” pungkas Anang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A