MALANG, Tugumalang.id – Binar wajah terpancar dari warga Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mereka berbondong-bondong datang ke Balai Desa untuk mengakses pelayanan kesehatan gratis yang diinisiasi oleh RSUD Karsa Husada pada Kamis (1/8/2024).
Masyarakat Desa Pagersari menjadi wilayah desa paling terpencil di perbatasan Malang Barat-Blitar yang jauh dari akses pelayanan rumah sakit.
Rata-rata, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam bagi mereka mengakses layanan ke RSUD Karsa Husada yang paling dekat di Kota Batu, Jawa Timur.
Baca Juga: FKIK UIN Malang Gelar Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan untuk Tekan Angka Stunting
Pelayanan kesehatan gratis dilakukan RSUD Karsa Husada sebagai bentuk komitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik hingga ke pelosok desa terpencil seperti di kawasan Malang Barat dan sekitarnya.
Adapun, berbagai pelayanan kesehatan yang dihadirkan mulai cek gula darah, cek kolesterol, tekanan darah, gula darah hingga pemerikaaan penyakit dalam. Untuk petugas, total diterjunkan 3 dokter, 3 perawat, 2 farmasi, 2 dokter spesialis.

Alhasil, pelayanan gratis dengan jemput bola seperti ini sangat membantu bagi warga desa, terutama bagi lansia hingga difabel. Seperti dikatakan Nuryamah (49) yang ingin memeriksakan gejala nyeri sendi yang sering ia rasakan. Biasanya, ia hanya memeriksakannya ke Polindes dan Puskesmas setempat.
”Ini saya coba periksa juga ke sini, kan konsultasi langsung ke dokternya. Saya kira hasilnya akan lebih akurat. Harapannya sih bisa sering-sering ke sini lagi karena desa ini kan jauh ya dari kota,” ungkapnya.
Baca Juga: Berbagi Ilmu di Tugu Inspirasi Talks, Dosen Psikologi UM Berbicara Pentingnya Kesadaran Diri dalam Menjaga Kesehatan Mental
Sekretaris Desa Pagersari, Winaryo Permana menuturkan apresiasi atas gelaran bakti sosial (baksos) yang diinisiasi RSUD Karsa Husada. Terus terang, kata dia, selama ini jarang ada pelayanan kesehatan yang menyasar ke wilayah desanya.
Selama ini, warga desanya yang sakit juga sering dirujuk ke RSUD Karsa Husada ketimbang RSUD di Wlingi, Blitar. Ini karena pelayanan kesehatan di RSUD Karsa sendiri memang terbilang lengkap dan paling dekat jika dibandingkan ke RSSA Malang.
“Kebanyakan memang sekarang dari Puskesmas itu langsung dirujuk ke RSSA Malang atau ke RSUD Karsa Husada di Kota Batu, Seiring waktu karena pelayanan meningkat ya akhirnya sekarang sudah enak, lebih dekat ke Karsa Husada,” tuturnya.
Ia berharap pelayanan dari RSUD Karsa Husada, terutama bagi warga desanya yang tinggal di daerah pelosok dapat terus ditingkatkan. Apalagi, tingkat rujukan dari Puskesmas juga terus meningkat. Sementara, dari desa hanya memiliki 1 unit mobil ambulans.
“Kalau dari RSUD Karsa Husada bisa membantu menambah armada atau apa gitu, kami akan sangat terbantu. Karena sehari itu kita bisa saja ngantar 3-4 orang ke RS,” ungkapnya.
Sementara, Dirut RS Karsa Husada, dr Muhammad Rizal menuturkan bahwa dipilihnya Desa Pagersari sebagai lokasi baksos memang seiring banyaknya warga desa memilih berobat ke sana, meski harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.

“Padahal kan masih ada yang lebih dekat yakni ke RSUD Wlingi. Ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kami sehingga kami rasa perlu untuk mendekatkan diri pada warga sini,” ungkapnya.
Berdasarkan data dihimpun, warga Desa Pagersari banyak mengandalkan RSUD Karsa Husada untuk mengaksea layanan pemeriksaan penyakit dalam, hemodialisa, cuci darah hingga penyakit saraf.
Ini juga tak lepas dari keunggulan pelayanan dan teknologi yang digunakan di RSUD Karsa Husada sendiri. Adapun keunggulannya antara lain seperti unit stroke, hemodialisa traveling, cath lab hingga pelayanan rehab medik berbasis medical tourism terbaik di Malang Raya.
”Harapannya, masyarakat di wilayah Malang Barat ini bisa mengenal lebih dalam berbagai pelayanan kesehatan kita. Untuk itu kan tidak hanya mereka saja yang datang ke sini, tapi juga kami jemput bola ke desa mereka,” jelasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A