Tugumalang.id – Dulu mungkin ancamannya penjajahan, bisa jadi hari ini ancamannya adalah stunting. Kalimat inilah yang disampaikan drh Puguh Wiji Pamungkas di sela-sela wawancara khusus dengan Tugumalang.id, Selasa (22/08/2023).
Selaku founder RSU Wajak Husada, ia menuturkan bahwa penanganan stunting menjadi salah satu fokus instansinya. Semua pihak, menurut Puguh, harus saling bersinergi untuk menekan angka stunting dan kemiskinan.
Isu stunting memang menjadi salah satu momok bagi Indonesia, termasuk di Kabupaten Malang. Banyak daerah memiliki angka prevalensi stunting melebihi batas maksimal WHO, yakni 20 persen. Berkat upaya banyak pihak, Jawa Timur dan Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah yang telah berhasil menekan angka stunting.
Baca Juga: Puguh Wiji Pamungkas Ungkap Angka Stunting di Kabupaten Malang Masih Tinggi
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 mengenai angka prevalensi stunting di Kabupaten Malang memang sedikit berbeda dengan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Dinkes menyebutkan bahwa hasil bulan timbang Februari 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Malang turun menjadi 6,7 persen.
Angka ini diperoleh dari total 150.442 balita yang diukur. Dari pengukuran tersebut, sebanyak 10.128 balita yang memiliki tinggi badan kurang, 10.423 balita mengalami berat badan yang kurang, dan 7.306 balita mengalami gizi kurang. Angka stunting pun terus turun hingga 7,8 persen pada Agustus 2022.
Demi menjaga dan meneruskan penanganan stunting di Jawa Timur, Puguh menekankan bahwa edukasi harus terus dilakukan. “Edukasi yang ini juga perlu dituntaskan,” jelasnya.
Baca Juga: Temani dari Nol, dr Fitri Ungkap Puguh Wiji Pamungkas Sosok Tauladan dan Pekerja Keras
RSU Wajak Husada yang dipimpin oleh pasangan couplepreneur drh H Puguh Wiji Pamungkas dan dr Hj Fitriya Fajar Wati ini pun melakukan berbagai aski nyata menekan angka stunting lewat edukasi.
“Kita juga ada tim. Bahkan hampir setiap pekan kita melakukan penyuluhan ke TK-TK, ke SD-SD tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Di dalamnya itu, kita selipkan materi bagaimanakah menjadi anak yang sehat,” jelasnya.
Pentingnya Edukasi Gizi dalam Penanganan Stunting di Jawa Timur
Faktor gizi juga menjadi penentu dalam pengentasan stunting. Puguh mengungkapkan bahwa gizi balita dan anak dengan pedoman 4 sehat 5 sempurna amatlah penting.
“Nah kalau kita bicara gizi, 4 sehat 5 sempurna itu menjadi salah satu peran yang sangat menentukan. Oleh karena itu hari ini kita, Wajak Husada mengadakan gebyar minum susu,” ujarnya usai gelaran event gebyar minum susu yang diikuti ribuan anak sekolah dasar.
Sebagai sosok yang penuh perhatian pada kesehatan masyarakat, Puguh mengajak semua pihak mengupayakan agar anak-anak Indonesia bisa minum susu dan makan makanan yang bergizi.
“Mau minum susu, mau makan makanan yang bergizi dan seterusnya. Itu yang mungkin kita perlu upayakan bersama. Karena sebuah bangsa yang tidak memiliki kecukupan potensi dan kapasitas maka bangsa itu akan tidak bisa eksis,” jelasnya.
Puguh Wiji Pamungkas dan RSU Wajak Husada Rutin Keliling Sekolah dan Masyarakat
Ia menuturkan bahwa tidak ada kata terlambat dalam mengatasi stunting. Asalkan semua pihak mau bekerja sama dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
“Dan memang itu butuh kesabaran dan ketelatenan yang komprehensif. Tidak bisa seperti orang buat kopi, begitu gula dan kopi dimasukkan kemudian diaduk jadilah kopi yang kita minum,” terangnya.
Ia pun menjelaskan bahwa edukasi rutin dilaksanakan selain event-event edukasi seperti gebyar minum susu. Puguh dan tim RSU Wajak Husada rutin mendatangi sekolah-sekolah untuk memberi edukasi langsung pada siswa dan orang tua murid. Tak hanya itu, pesantren juga menjadi target edukasi yang ia datangi. Belum lagi kegiatan Hospital Visit yang digagasnya.
“Kita ada namanya hospital visit, jadi kita beri gambaran kepada mereka, tentang profesi apa yang cocok bagi mereka di masa depan, nah satu syaratnya ya pinter. Nah syarat menjadi pinter ya makan makanan yang bergizi, rajin belajar, dan seterusnya,” pungkas Puguh menjelaskan rutinitas yang ia laksanakan bersama tim RSU Wajak Husada.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A