Tugumalang.id – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Malang mengetok palu vonis penjara selama 9 tahun terhadap Gembel atau Rino Ramadhani (19), pemuda asal Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur.
Gembel terbukti melakukan persetubuhan dengan paksa terhadap anak di bawah umur berinisial LN yang masih berusia 12 tahun. Putusan sidangnya telah dibacakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang pada Senin (14/8/2023) kemarin.
Terdakwa Gembel dijerat Pasal 81 ayat (2) UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU RI No. 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Baca Juga: Guru Ngaji di Singosari Diduga Lakukan Pelecehan Seksual 3 Santri Anak-anak
Putusan Hakim menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 9 tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp 1.250.000.000, subsidair 4 bulan kurungan.
Kasi Intelijen Kejari Batu, Mohammad Januar Ferdian, menerangkan bahwa Gembel terbukti telah melakukan perbuatan tidak pantas itu sebanyak 22 kali sejak November 2021. Menurut korban, dia mengenal terdakwa dari komunitas bantengan.
Baca Juga: Mahasiswa UB Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Terancam DO
Setelah kenal, mereka melanjutkan hubungan kenal itu lewat komunikasi via seluler hingga terdakwa kemudian menyatakan perasaan cinta kepada korban. Korban pun sepakat menjalani hubungan dengan terdakwa.
Selanjutnya, pada April 2022 sekitar pukul 14.00 WIB, korban diajak ke rumah terdakwa dengan kondisi rumah dalam keadaan sepi. Terdakwa kemudian melancarkan modusnya membujuk korban untuk melakukan persetubuhan.
Setelah dibujuk rayu, korban akhirnya menuruti kemauan terdakwa. Namun, intensitas modus itu terjadi berkali-kali dalam kurun waktu April 2022 hingga Februari 2023.
“Total dari pengakuan mereka melakukan persetubuhan hingga 22 kali dengan TKP yakni beberapa kali di Hotel dan juga di rumah terdakwa pada saat kondisi rumah dalam keadaan sepi,” jelas Ferdian.
Dalam perkara ini barang bukti yang diamankan petugas yakni 1 unit sepeda motor merek Happy nopol N 5288 KV, 1 unit Handphone Merek Samsung A10 warna hitam, 1 buah celana jeans panjang warna abu-abu, 1 buah sweater rajut warna merah, 1 buah celana dalam warna cream, 1 buah bra warna putih milik korban dan 1 Handphone Merek Vivo Y11 warna biru.
Note: Berita ini telah diganti judul. Sebelumnya menyebut Songgoriti, yang benar adalah Songgokerto. Mohon maaf atas kesalahan ketik ini.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A