Tugumalang.id – Peristiwa kelam Tragedi Kanjuruhan akan memasuki usia setahun pada 1 Oktober 2023 nanti. Peristiwa berdarah itu menewaskan 135 Aremania. Namun, keadilan masih jauh panggang dari api. Begitu juga, luka di hati para keluarga korban juga Aremania masih menganga lebar hingga saat ini.
Seperti diketahui, dalam persidangan kasus tragedi ini, hakim menyatakan bahwa gas air mata tidak akan menewaskan jika tidak tertiup angin. Artinya, mereka seolah-olah menyalahkan angin sebagai biang kekacauan ini.
Baca Juga: Midun, Pengayuh Keadilan Tragedi Kanjuruhan dari Malang Tiba di Jakarta
135 orang bukan sekedar angka. Di situ ada bapak dan orang yang dicintai keluarga dan sahabatnya. Ada juga anak yang menjadi harapan orang tua. Salah duanya adalah Natasha dan Naila. Keduanya putri tercinta Devi Athok, bapak sekaligus pejuang keadilan yang masih tegak lurus mencari keadilan sampai detik ini.
Tugumalang.id berkesempatan langsung sambang ke rumah dia. Mencari spirit yang tak pernah padam dari Devi Athok dan melipatgandakannya. Sampai hari ini, raut wajahnya masih menyimpan kesedihan mendalam. Saat kami tanya kabarnya, dia tegas menjawab. ”Sehat, Mas. Tapi dengan kondisi hati yang masih terluka,” jawabnya.
Devi Athok menjadi salah satu sosok ayah korban dan Aremania yang paling getol memperjuangkan keadilan 135 korban sejak awal peristiwa kelam tersebut. Jika keluarga korban lain memilih pasrah secara hukum dan menerima donasi, Devi Athok memilih menolaknya.
Baca Juga: Heningnya Suasana HUT Arema ke-36, Tragedi Kanjuruhan Masih Sisakan Duka
Sikap Devi Athok ternyata banyak membuat kuping sejumlah pihak panas. Berbagai macam tekanan dan intimidasi mulai menjadi ‘Sego Jangan’ sehari-hari Devi Athok sejak itu. Mulai ancaman dibunuh, ditabrak, ditodong pistol hingga percobaan suap senilai Rp20 miliar. Tujuannya hanya satu, agar dia berhenti mencari keadilan.
Kini, Tragedi Kanjuruhan akan menginjak usia satu tahun. Devi Athok masih teguh pada pendiriannya. Meski sendirian. Lebih sendiri lagi sejak kedua putri tercintanya meninggal. Dia tidak ingin anaknya mati sia-sia di negara yang dia cintai dan hormati.
“Hanya mereka satu-satunya surga saya. Saya bisa saja berani berkhianat kepada semua orang, menerima uang itu. Tapi kalau kepada 2 anak saya ini. Saya tidak berani, saya takut,” ujarnya. Tangisnya pun kembali pecah mengingat wajah dua anaknya.
Simak kisah-kisah heroik Devi Athok lengkapnya (klik di sini)
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A