Tugumalang.id – Banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Malang yang menjadi saksi bisu bahwa orang-orang Belanda pernah menguasai kota ini.
Keberadaan bangunan peninggalan ini tidak hanya menjadi bagian integral dari warisan budaya kota, tetapi juga menggambarkan kekayaan sejarah yang menarik bagi warga lokal maupun wisatawan yang datang ke Kota Pendidikan ini.
Dari arsitekturnya yang khas Belanda hingga sentuhan klasik yang masih mengagumkan hingga hari ini. Ikoniknya bangunan-bangunan ini menjadi cerminan tak tergantikan dari masa lalu yang terus berbicara dalam kehidupan sehari-hari Kota Malang.
Mari kita telusuri lebih jauh tentang pesona dan keistimewaan dari enam bangunan bersejarah di Kota Malang yang tetap memikat hati hingga saat ini.
1. Balai Kota dan Alun-Alun Tugu
Terletak di Jl Bundaran Tugu, Kota Malang, Balai Kota Malang merupakan salah satu peninggalan dari pemerintah Belanda. Bangunan ini dibangun pada tahun 1927 dan mulai beroperasi pada September 1929.
Baca Juga: 10 Bangunan Cagar Budaya di Kota Malang yang Wajib Kamu Tahu!
Biaya pembangunan Balai Kota Malang sendiri mencapai 287 ribu gulden dan dirancang oleh HF Horn. Hingga saat ini Balai Kota Malang masih tetap mempertahankan arsitektur lama dan tetap menjadi kantor dari pimpinan wilayah Kota Malang.
Di sebrangnya, terdapat Alun-alun Tugu peninggalan kolonial. Alun-alun Tugu menjadi salah satu ikon kota Malang yang digandrungi wisatawan.
Mulanya, Belanda membuat taman sebagai penghormatan kepada Gubernur Jenderal JP Coen, pendiri Batavia atau Jakarta.
Setahun setelah kemerdekaan Indonesia, muncul inisiatif dari masyarakat untuk mendirikan tugu di tengah taman untuk menambah nilai estetika dengan makna perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
2. Gereja Ijen
Bangunan ikonik bersejarah pertama yang ada di Kota Malang adalah gereja Ijen atau Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel.
Bangunan yang berada di Jl Ijen, Kota Malang dibangun tahun pada tahun 1934 dan dirancang oleh arsitek bernama L. Estourgie.
Baca Juga: 5 Obyek di Kota Batu Bakal Diusulkan Jadi Cagar Budaya
Mengusung gaya neo-gothic, Gereja Ijen menjadi salah satu ikon bersejarah di Kota Malang, peninggalan kolonial Belanda. Hingga kini, Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel masih terus bertahan dan tetap beroperasi aktif menjadi salah satu pusat peribadatan umat katolik di Kota Malang.
3. Gereja Kayutangan
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau yang lebih dikenal dengan Gereja Kayutangan di Jl MGR Sugiopranoto No. 2, Kiduldalem, Klojen, Kota Malang.
Gereja ini juga menjadi salah satu bangunan bersejarah nan ikonik di Kota Malang. Dibangun pada tahun 1905, menjadikan gereja katolik ini merupakan yang tertua di Kota Malang.
Salah satu gaya arsitektur yang eye-catching dari bangunan ini adalah dua menara pada bagian depan gereja dengan tinggi 33 meter. Gereja Katolik Hati Kudus masih beroperasi aktif hingga saat ini, menjadi tempat peribadatan bagi umat katolik di Kota Malang.
4. Gereja Immanuel
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel menjadi salah satu simbol keharmonisan umat beragama di Kota Malang. Gereja Immanuel didirikan 31 Oktober 1861 dan ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya Kota Malang.
Ketika Perang Dunia II, gedung gereja berfungsi sebagai tempat Perkumpulan Kerohanian Kristen. Sementara pada masa pendudukan Jepang, para jemaah dari kalangan Belanda melarikan diri.
Gedung dalam kekuasaan tentara Jepang dan digunakan sebagai gudang beras. Tetapi 3 Desember 1948, segala hak milik jemaat Belanda diserahkan kepada GPIB Jemaat Malang termasuk Panti Asuhan Kristen (PAK Kampar).
Sejak saat itu, pendeta dan pejabat gereja dijabat oleh orang-orang Indonesia dan anggota jemaatnya terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
5. Wisma Tumapel
Pada 1928, Belanda membangun Wisma Tumapel sebagai hotel mewah. Namun pada 1944, Jepang menjadikannya sebuah kantor pemerintahan.
Kemudian tahun 1950, Wisma Tumapel menjadi milik Universitas Airlangga Surabaya sampai pada 1968 berganti ke Universitas Negeri Malang.
6. Stasiun Kota Lama
Bangunan Stasiun Malang Kota Lama ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunannya pun bersamaan dengan pembangunan jalur rel Kereta Api Bangil-Sengon-Lawang-Malang sepanjang 49 kilometer.
Pengerjaan jalur kereta api ini dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1878 dan selesai pada tahun 1879.
Berbeda dengan stasiun Malang Kota Baru yang sudah menggunakan pintu kaca, stasiun ini masih setia dengan penggunaan gerbang dari jeruji besi berwarna hitam.
Dengan arsitektur megah dan penuh karakter, bangunan-bangunan ini bukan hanya destinasi wisata yang menarik, tetapi juga cerminan dari masa lalu yang terus hidup di tengah modernitas kota.
Jadi, saat Anda berkunjung ke Malang, jangan lupa untuk meluangkan waktu mengunjungi dan mengagumi keindahan serta cerita di balik bangunan-bangunan ini.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Alyaa Savina (Magang)
Editor: Herlianto. A