MALANG, Tugumalang.id – Pada umumnya, gangguan makan berawal dari takutnya bertambah berat badan dan rasa tidak puas akan bentuk tubuh. Terdapat 2 jenis gangguan makan yang diketahui masyarakat secara luas, yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Anoreksia dan bulimia sama-sama berupa gangguan makan, dan tidak jarang masyarakat tertukar antara satu dan lainnya. Meskipun serupa, namun kedua gangguan ini tak sama. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara anoreksia dan bulimia, beserta dengan penanganannya.
Anoreksia
Anoreksia nervosa adalah gangguan perilaku makan dengan melakukan diet yang terlampau ketat. Gangguan ini ditandai dengan pembatasan asupan makanan secara ketat, munculnya rasa takut gemuk secara berlebihan, ketidakpuasan terhadap bentuk badan, dan pandangan negatif tentang berat badan.
Perilaku umum penderita anoreksia diantaranya yaitu dengan sengaja tidak makan, hanya mengonsumsi makanan rendah kalori, terus-terusan berbicara negatif tentang bentuk tubuhnya, menggunakan pakaian longgar untuk menyembunyikan bentuk tubuhnya, serta berolahraga secara berlebihan meskipun kurangnya asupan makanan.
Penderita anoreksia juga sering ditandai dengan menolak makan dengan terus-terusan memotong-motong makanannya menjadi kecil. Orang dengan gangguan anoreksia akan memiliki mood yang buruk dan mudah marah.
BACA JUGA: Jangan Konsumsi 5 Kombinasi Makanan Ini Secara Bersamaan
Sementara itu, gejala anoreksia pada tubuh dapat dilihat dari turunnya berat badan secara drastis sehingga jauh dari berat ideal atau tubuhnya terlampau kurus (underweight). Oleh karena itu, dapat menimbulkan gejala lain seperti amenore atau tidak mengalami periode menstruasi.
Tak hanya itu, karena sangat kurangnya asupan makanan, maka tulang akan menjadi keropos, otot mengecil, rapuhnya kuku dan rambut. Penderita akan merasa letih dan lesu setiap saat karena rendahnya tekanan darah serta kurangnya sel darah merah.
Bulimia
Berbeda dengan penderita anoreksia yang memiliki tubuh sangat kurus (underweight), penderita bulimia tidak selalu berbadan kurus. Umumnya penderita bulimia memiliki berat badan normal, bahkan tak jarang penderita memiliki berat badan berlebih yang kemudian berusaha mencegah terjadinya kenaikan berat badan dengan cara yang salah.
Penderita bulimia biasanya akan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat banyak, namun setelahnya diikuti dengan rasa bersalah atau menyesal. Gangguan makan yang dialami penderita bulimia biasanya terbagi menjadi dua tahap, yaitu binge eating dan purging (memuntahkah/mengeluarkan).
Binge eating adalah kebiasaan mengonsumsi makanan secara berlebihan atau dalam jumlah banyak sekaligus. Setelahnya, penderita bulimia akan melakukan tahap purging, yaitu dengan mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi secara paksa guna menghindari kenaikan berat badan, baik dengan memuntahkan kembali atau meminum obat tertentu guna merangsang sistem pencernaan untuk buang air besar.
Perilaku umum penderita bulimia diantaranya yaitu makan secara berlebihan dalam waktu singkat, menghindari makan bersama orang lain, bergegas ke kamar mandi tepat setelah makan, berolahraga secara berlebihan selepas makan, dan selalu mencemaskan berat badan.
Gejala yang dapat ditimbulkan dari perilaku penderita bulimia adalah timbulnya radang dan nyeri kerongkongan, adanya pembengkakan kelenjar air liur di sekitar rahang maupun leher, gigi rusak karena seringnya terpapar asam lambung, rapuhnya kuku dan kulit menjadi kering, mata merah serta dalam kondisi dehidrasi.
Selain penjelasan di atas, perbedaan penderita anoreksia dan bulimia dapat dilihat saat mereka berada di bawah tekanan. Penderita anoreksia menolak untuk makan saat merasa tertekan, sedangkan penderita bulimia justru akan makan berlebihan ketika menghadapi masalah atau sedang tertekan. Namun, setelahnya, penderita bulimia akan berusaha mengeluarkan kembali makanan yang dikonsumsinya.
Perbedaan anoreksia dengan bulimia begitu signifikan, tentu keduanya bukanlah jalan yang benar untuk menurunkan berat badan. Jika tidak ditangani dengan baik, bulimia dan anoreksia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius.
Dengan demikian, jika Anda merasa diri Anda atau orang terdekat mempunyai gejala yang mengarah ke kedua gangguan makan ini, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada psikolog dan ahli gizi. Perawatan yang dianggap paling efektif untuk penderita anoreksia dan bulimia adalah menggabungkan prosedur psikoterapi dengan obat antidepresan. Tentu, harus ditambah dengan dukungan keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Nurul Amelia Putri
editor: jatmiko