Oleh: Chisma Haryati Kartika, peserta magang Tugu Media dari Unisri Surakarta
Tugumalang.id – Magang sebagai jurnalis awalnya sedikit membuat aku bimbang. Apalagi harus magang di Kota Malang, tepatnya Tugu Media Group, yang notabene berada jauh dari Kota Solo tempat keseharian aku.
Tetapi ternyata, setelah aku jalanin selama empat bulan ini tidak seperti kekhawatiran diawal. Memang ada tugas-tugas yang kalau dipikirkan terkesan berat, tetapi setelah dikerjakan menjadi asyik dan menyenangkan. Contohnya ketika meliput langsung tempat-tempat wisata. Di situ aku bisa berwisata secara gratis, ketemu orang baru, dan punya ilmu tentang wisata.
Baca Juga: Kepala BKAD Kabupaten Malang Meninggal Dunia di Ruang Kerjanya
Itu satu contoh yang ingin aku ceritakan selama magang di Tugu Media Group. Cerita ini berawal dari bulan September 2023 lalu, aku dan beberapa teman mengikuti Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri). Aku mahasiswa S1 Fakultas FISIP, Prodi Ilmu Komunikasi semester 5. Magang memang menjadi mata kuliah wajib yang harus ditempuh bagi mahasiswa semester 5 atau 7 di Unisri. Program ini setara dengan 20 sks.
Aku terpilih menjadi salah satu peserta MBKM yang ditempatkan di Tugu Media Group Malang. Aku memulai magang sejak bulan September dan berakhir pada bulan Desember 2023. Senang sekali rasanya ketika mendapat kesempatan untuk magang di Malang yang jauh dari rumah dan aku bisa merasakan kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Selama mengikuti program ini aku mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Banyak ilmu yang didapat di antaranya menulis berita online, membuat konten dan juga berkesempatan untuk liputan langsung ke lapangan.
Baca Juga: Faktor Ekonomi Sering Jadi Penyebab Bunuh Diri, Ini Penjelasan Psikolog
Banyak pengalaman seru dan menantang saat meliput berita secara langsung. Yang paling aku senangi ketika liputan langsung di tempat wisata. Aku mempunyai akses yang mudah untuk masuk tanpa membayar tiket dan bisa langsung merasakan keseruan bermain di dalam.
Contohnya waktu itu aku membuat konten di Malang Night Paredise. Ada juga hal menantang bagiku ketika meliput acara di suatu kampus di Malang. Aku merasa minder dan insecure karena berada di lingkungan yang berbeda dan aku harus berhadapan dengan orang-orang penting seperti dosen untuk diwawancarai.
Selama berada di Malang, aku menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mulai dari makanan, gaya bicara, karakter orang Malang, bahkan sampai kebiasaan orang Malang. Waktu itu aku mencoba makanan pertama kali yang jarang ada di Solo yaitu Bakso Malang.
Menurutku Bakso Malang enak sekali. Selain itu, sepertinya tidak ada yang pas di lidah. Karena itu sejak di Malang kalau mau makan makanan yang berkuah selain bakso tidak ada. Di Kota Pendidikan ini semua masakan itu bumbunya terasa kurang, seperti rasa asin, pedas dan manis.
Ngomongin gaya bicara orang Malang nih sangat beda sekali dengan Solo bahkan ketika aku bicara sama ibu kos kadang aku tidak paham apa yang diomongin. Sampai-sampai aku tanya terus itu maksudnya apa gitu.
Menurutku, karakter orang Malang itu lebih individualis jadi kayak apa-apa itu sendiri, jarang sekali aku melihat orang-orang sekitar kos ngobrol atau ngerumpi bareng bahkan terlihat sepi.
Selain itu, tak lupa juga yang paling penting adalah ilmu yang aku dapat ketika magang di Tugu Media Group Malang. Aku jadi mengerti bagaimana caranya membuat berita dengan baik dan benar, jadi tahu kalau menjadi wartawan itu harus menjaga Kode Etik Jurnalistik (KEJ), kemudian mengerti bahwa menjadi wartawan itu penuh dengan perjuangan.
Melalui wawancara, aku belajar cara berkomunikasi yang baik ketika menjadi wartawan. Selain menambah wawasan aku juga mempunyai banyak teman yang juga anak magang dari kampus lain yang ada di Malang. Kami saling berkenalan dan banyak hal yang kita ceritakan ketika bertemu di kantor.
Dengan pengalaman di luar kampus ini, aku berterima kasih dan bersyukur mendapat kesempatan untuk mengikuti Program MBKM ini dan aku bisa magang di Tugu Media Group Malang. Aku mendapatkan ilmu yang bukan hanya sekedar teori tetapi praktiknya juga.
Editor: Herlianto. A