Tugumalang.id – Kasus kejahatan online atau pishing kembali menimpa nasabah BRI di wilayah Malang, Jawa Timur. Irwan Gema (67), nasabah BRI asal Klojen, Kota Malang, tiba-tiba kehilangan saldo sebesar Rp549 juta usai meng-klik file berbentuk APK di pesan WhatsApp dari orang tak dikenal pada 11 Juli 2023 lalu.
Menanggapi hal itu, Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Sukarno Hatta, Kota Malang, Ronaldo Nasution, menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi atas aduan korban. Dikatakan, nasabah yang bersangkutan telah menjadi korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering.
“Kejadian tersebut akibat yang bersangkutan membocorkan data transaksi perbankan atau kode OTP yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Nasution melalui pernyataan resminya.
Baca Juga: Lagi, Nasabah BRI di Malang Kehilangan Saldo Setengah Miliar Usai Klik File APK di Ponsel
Nasution juga menyampaikan bahwa penipuan tersebut dilakukan melalui aplikasi yang tidak resmi alias bodong. Aplikasi yang terinstal secara tak sengaja tersebut membuat data-data penting korban bocor atau dapat terakses oleh pelaku.
“Modus penipuan tersebut dilakukan melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong yang diinstall korban dan membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi bodong tersebut mengakses aplikasi SMS,” ungkapnya.
“Kejahatan perbankan pun dapat terjadi karena data transaksi perbankan atau kode OTP yang bersifat pribadi dan rahasia dikirimkan melalui SMS. Alhasil, transaksi perbankan dapat berjalan sukses,” lanjutnya.
Baca Juga: Uang Rp1,4 Miliar Milik Nasabah BRI Amblas Usai Klik Undangan APK
Pihaknya mengaku berempati atas apa yang dialami korban. Namun pihaknya menegaskan bahwa bank BRI hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan.
Di sisi lain, dia juga mengimbau agar para nasabah BRI lebih berhati-hati dalam menjaga data pribadi perbankan seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password hingga kode OTP kepada orang lain. Salah satunya dengan tidak menginstal atau mengakses aplikasi yang tidak resmi.
“Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga mengimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan,” tuturnya.
“Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.
Nasution mengklaim bahwa modus penipuan social engineering juga dapat terjadi di bank lain. Dia juga menyebut bahwa BRI tak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP.
“BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, korban, Irwan Gema (67), nasabah BRI asal Klojen, Kota Malang mengungkapkan bahwa kejahatan tersebut bermula saat dirinya menerima pesan whatsapp dari orang tak dikenal di ponselnya pada 11 Juli 2023 malam.
Dia mulanya tak mengetahui bahwa pesan yang diterima itu merupakan file APK. File itu bertuliskan dot PDF. Irwan meng-klik file tersebut dan selanjutnya muncul pesan pesan notifikasi melalui SMS.
“Tiba tiba muncul beberapa pesan SMS untuk mencoba masuk ke akun mobile banking BRI saya,” ungkap Irwan.
Irwan kemudian mendapati ada 2 transaksi transfer dari rekeningnya sebesar Rp 549,9 juta ke orang lain melalui mobil banking BRI. Pertama, transaksi transfer sebesar Rp 500 juta ke rekening BRI atas nama Iwan. Kemudian ada lagi transfer sebesar Rp 49,9 juta menuju rekening BNI atas nama Rachmah Fauziah.
“Padahal, saya tidak melakukan transaksi sama sekali,” ujarnya.
Dia menyebutkan memiliki rekening di beberapa bank. Namun hanya rekening di bank BRI saja yang terbobol. Irwan telah melaporkan kejadian ini ke pihak BRI. Irwan juga mengaku kecewa dengan pernyataan pihak BRI yang menyebutkan bahwa kasus ini terjadi duduga atas kelalaian Irwan sendiri.
“Saya kecewa, karena pihak bank tidak bisa membantu. Kesannya seperti melimpahkan kepada nasabah yang sedang mengalami musibah,” ucapnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A