MALANG, Tugumalang.id – Kehidupan santri di pondok pesantren memiliki kebiasaan unik yang susah dilupakan bagi mereka yang pernah nyantri. Santri yang hidup dalam kebersamaan pada waktu yang lama membuat mereka memiliki tradisi tersendiri di kalangan mereka.
Seorang santri tidak hanya mempelajai agama atau mempelajari kitab suci, tetapi mereka punya interaksi atau kegiatan-kegiatan di antara mereka sendiri. Baik kegiatan rutin atau yang insidental.
Berikut ini akan dibahas beberapa kebiasaan unik para santri.
1. Sorogan
Istilah sorogan hanya ada di lingkungan pesantren. Sorogan merupakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka antara guru dan santri.
Baca Juga: Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar UMM Terima 49 Santri Angkatan Pertama
Umumnya, istilah sorogan biasa digunakan sebagai metode untuk mengetes kemampuan santri dalam membaca kitab kuning.
2. Ngantre
Kata siapa Indonesia sulit untuk menerapkan budaya antre? Kita para santri sudah biasa diajarkan untuk mengantre sejak di pesantren. Jadi dalam mengantre, santri dilatih untuk bersabar dalam hal apa pun.
Misalnya mengantre saat mau ke kamar mandi, tidak mungkin jumlah kamar mandi sesuai dengan penduduk pesantren? Pasti lebih sedikit. Jadi, mau tak mau harus mengantre.
3. Ro’an
Aktivitas membersihkan lingkungan sekitar pesantren bersama-sama disebut dengan istilah ro’an. Mungkin kalau dimasyarakat sama halnya dengan kerja bakti, hanya saja dilakukan di dalam pondok. Aktivitas ini biasa dilakukan ketika hari libur santri yakni hari Jumat.
4. Ghosob
Mayoritas pesantren di Indonesia pasti memiliki kebiasaan unik yang satu ini, meng-ghosob. Ghosob merupakan menggunakan barang pribadi orang lain dengan tanpa izin.
Baca Juga: Ribuan Santri di Gondanglegi Serukan Gempur Rokok Ilegal Sambil Gerak Jalan Sarungan
Sesuatu yang sering di-ghosob yakni sandal. Ketika kita ingin memakainya tiba-tiba hilang entah siapa yang menggunakannya. Akan tetapi selang beberapa hari sandalnya sudah ketemu dan berada di tempat semula.
5. Ta’ziran
Ta’ziran diartikan sebagai hukuman bagi santri yang melanggar peraturan pesantren. Misalnya tidak mengikuti kegiatan pondok, tidak salat berjemaah, membawa alat elektronik dan lain sebagainya.
Biasanya ta’ziran terbagi menjadi beberapa tingkatan. Ada ta’ziran ringan, ta’ziran sedang, dan ta’ziran berat. Ta’ziran yang berat biasanya dikeluarkan dari pesantren.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Hindun Atya Rahmania (Magang)
Editor: Herlianto. A