Malang, Tugumalang.id – Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil menorehkan torehan manis di penghujung 2024. Pasalnya, Unisma berhasil menjejakkan namanya di QS World University Rankings (WUR) Asia 2025.
Diketahui, per November 2024 ini, Unisma telah menancapkan diri di peringkat ke-153 untuk kategori perguruan tinggi (PT) di kawasan Asia Tenggara. Sementara di tingkat Asia, Kampus Selawat ini berada di kelompok 851-900.
Capaian ini menjadi lompatan spektakuler bagi bagi Unisma dalam sepanjang sejarah. Dengan begitu, langkah Unisma untuk melesat menjadi The World Class University pada 2027 nanti semakin terbuka lebar.
Rektor Unisma Prof. Junaidi, M. Pd., Ph.D mengatakan, capaian tersebut menjadi satu pijakan yang telah ditancapkan dalam langkah Unisma menjadi The World University yang diproyeksikan selama beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Unisma Luncurkan Program Strategis Menuju World Class University dalam Oshika Maba 2024
Prof. Jun menargetkan selama beberapa tahun ke depan, kampus NU ini bisa terus mengerek posisinya di QS WUR. Minimal naik satu blok. Jika saat ini berada di range 851-900, tahun depan harus naik di range di 801-850, berlanjut ke 751-800 dan seterusnya.
”Ketika kita nanti sudah di range 701-750, di waktu yang sama, Unisma sudah ada di posisi atau rangking 1.200 di tingkat dunia,” ungkap Prof. Jun, Rabu (11/12/2024).
Sebab itu, selama beberapa tahun ke depan, sejumlah langkah percepatan mulai disusun. Salah satunya terkait indikator ‘academic reputation’ dengan bobot penilaiah mencapai 30 persen. Reputasi ini berupa pengakuan dari PT lain, termasuk di luar negeri kepada Unisma.
”Jadi, harus banyak PT lain di Indonesia dan juga negara-negara lain itu mengenal Unisma. Sebab itu, kunjungan ke luar negeri menjadi sangat penting dalam langkah kita ke depan,” terangnya.
Selain itu, aspek produktivitas dosen dalam menerbitkan karya di jurnal ilmiah bereputasi seperti di jurnal SINTA, SCOPUS hingga WOS (Web of Sciences), juga jadi indikator penilaian utama.
Untuk menggenjotnya, Prof. Jun mengatakan Unisma telah menerbitkan kebijakan terkait kewajiban dosen dalam membuat publikasi karya ilmiah atau terlibat dalam sharing publikasi karya di forum publikasi internasional bereputasi.
Baca Juga: Menuju World Class University di 2027, Unisma Tancap Gas Lahirkan Guru Besar
”Jadi kita bikin kewajiban minimal 1 dosen bikin 1 karya ilmiah yang dipublikasi di jurnal-jurnal bereputasi, setiap tahunnya. Untuk rektor dan jajaran, minimal 2 karya dalam setahun. Regulasi ini sudah kita terbitkan,” ungkapnya.
Prof. Jun menerangkan jika dalam implementasi di lapangan, pihaknya bahkan sampai membuat skema pemberian insentif hingga dana hibah penelitian dari kampus untuk menggenjot produktivitas mereka.
”Kita ada alokasi anggaran dana penelitian hingga mencapai Rp5 miliar hingga pemberian insentif bagi dosen yang produktif. Sebagai contoh, dosen di Unisma pernah mendapat insentif mencapai Rp40 juta untuk 3 karya dalam setahun,” bebernya.
Di sisi lain, indikator lain yang juga mendongkrak penilaian QS WUR ini juga dilihat dari banyaknya mahasiswa dan dosen internasional di Unisma. ”Mereka harus benar-benar terlibat dalam aktivitas tri dharma perguruan tinggi. Ini juga jadi fokus percepatan kami di tahun-tahun ke depan,” ujarnya.
Dengan begitu, diakuinya kiprah Unisma di QS WUR membawa kebanggan tersendiri. Selain itu, terindeksnya Unisma di QS WUR ini juga akan berimplikasi pada tingkat keterserapan lulusan yang semakin diakui di dunia internasional.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Redaktur: jatmiko