MALANG, Tugumalang.id – Keluarga memang memiliki peran penting dalam hidup seseorang terutama dalam membentuk karakter serta kepribadian. Hal inilah yang dirasakan mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma), Viqqi Razaqtana.
Terinspirasi dari sang abah dan tumbuh di keluarga yang religius membuat Viqqi sapaan akrabnya begitu dekat dengan dunia dakwah. Kepada Tugumalang.id ia masih mengingat betul bagaimana semasa kecil sering diajak sang abah berkeliling daerah untuk berdakwah.
Dari situlah Viqqi mulai mengenal dakwah dan merasa senang bisa bertemu dengan banyak orang untuk memberi kebermanfaatan lewat dakwah atau ceramah yang disampaikan.
Baca Juga: Rektor Unisma Didapuk Jadi Session Chair Global Education Summit 2024 di India
“Yang jadi inspirasi saya kalau di lingkungan keluarga, adalah abah saya. Kalau beliau ceramah atau khutbah terjun ke masyarakat, saya sering dibawa. Mulai dari situ mulai suka dengan dunia dakwah,” ungkapnya.
Bakat Viqqi dalam dunia dakwah, ceramah, atau khutbah semakin terasah karena dukungan dari keluarga. Kebetulan keluarga dari abah dan umi sama-sama berlatar belakang keluarga agamis sehingga kemampuan dakwahnya semakin terasah sejak kecil.
“Saya memulai berdakwah dari kelas 2 SD tapi tidak tumbuh begitu saja. Jadi memang kita ada di lingkungan keluarga yang agamanya cukup kuat. Kakek saya seorang kiai baik dari abah dan umi, kedua-duanya alhamdulillah dari keluarga yang pemahaman agamanya lumayan kuat,” terang Viqqi.
Baca Juga: Resmi Ditutup, Rektor Unisma Jamin Oshika Maba 2024 Terhindar dari 3 Dosa Besar Pendidikan
Sejak SD, Viqqi sudah aktif mengikuti berbagai perlombaan yang bersifat keagamaan. Ketika duduk di bangku SD ia mengikuti lomba kultum, ceramah, dan juga dakwah di tingkat kecamatan maupun kabupaten di tempat tinggalnya yakni Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Tidak hanya berhenti di jenjang SD, Viqqi terus konsisten mengasah keterampilannya dengan mengikuti perlombaan di jenjang Provinsi saat memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) bahkan di tingkat nasional.
Hal berkesan baginya saat mengikuti lomba semasa kecil dulu adalah ketika ia berhasil menyabet juara lomba dakwah tingkat Provinsi. Dimana ia berkesempatan bergabung dengan Kontingen Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengikuti lomba dakwah nasional yang saat itu dihelat di Aceh.
“Kalau yang paling berkesan itu waktu SMP kelas 8, karena itu pertama kali lomba tingkat provinsi dan pada waktu itu langsung juara 1. Kemudian mengikuti lomba tingkat nasional ke Aceh bersama kontingen dari Kaltim. Jadi itu yang paling berkesan bagi saya karena dari situ, Alhamdulillah mulai dikenal banyak orang dan selalu berkesan untuk diingat,” bebernya.
Keterampilan Viqqi dalam berdakwah terus ia tingkatkan ketika memasuki jenjang SMA sampai menempuh studi pendidikan tinggi di Unisma. Melanjutkan studi di Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Unisma dan aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jam’iyyatul Qurro’wal Huffadz (JHQ).
Berbagai prestasi membanggakan berhasil diukir Viqqi diantaranya Juara 1 Pildacil PAI Tingkat Kecamatan Tanah Grogot Kategori SD, Juara 1 Pidato PAI Tingkat Kabupaten Paser kategori SD 2015, Juara 1 Da’i Tingkat Nasional (Mahasantri Official), Juara 1 Da’i Tingkat Nasional (Ikatan Da’i Muda), Juara 1 Pidato Islami Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah), Juara 1 Biografi Tokoh Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah).
Kemudian Juara 1 Wawancara Tokoh Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah), Juara 1 Artikel Islami Tingkat Nasional (Ikatan Da’i Muda), Harapan 2 Da’i Tingkat Nasional (GMQN ITSNU Pasuruan), dan Harapan 2 Da’i Tingkat Nasional (PKPT UM Malang), serta Juara 1 Lomba Pidato Agama Islam Tingkat Internasional di Malaysia tahun 2023 .
Deretan prestasi yang telah diraihnya di bidang keagamaan ternyata tak membuat Viqqi lupa untuk memberi kebermanfaatan kepada masyarakat.
Ia aktif mengikuti kegiatan Safari Dakwah ketika pulang ke kampung halamannya di Paser. Pengalaman berkesan bagi Viqqi adalah sepanjang tahun 2024 harus dakwah di 40 titik di berbagai daerah.
Viqqi harus menempuh perjalanan lumayan jauh dari dua jam perjalanan hingga 18 jam untuk dapat bertemu dengan jamaah berbagi tentang ilmu agama. Tetapi rasa lelah di perjalanan terbayar tuntas karena Viqqi merasa senang bisa bertemu dan berbagi dengan banyak orang.
“Paling berkesan adalah tahun ini ada 40 titik (dakwah), itu luar biasa capeknya. Tetapi begitu bertemu dengan jamaah karena mereka semangat, kita juga alhamdulillah ikut semangat,” kata Viqqi.
Dalam berdakwah, Viqqi mengaku tidak menentukan tema-tema tertentu. Sebelum memulai dakwah atau ceramah, ia akan berdiskusi dengan kepala daerah setempat atau tokoh setempat yang dituakan untuk berdiskusi tema dakwah apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Hal itu dirasa Viqqi membuat dakwah atau ceramah yang disampaikannya lebih mudah diterima oleh masyarakat.
“Disetiap tempat sebelum mengisi dakwah, kita harus menghubungi kepala desa atau orang-orang yang dituakan di sana. Kita berdiskusi dan ngobrol-ngobrol bagaimana kondisi masyarakat atau jamaah di sekitar tempat berdakwah. Kita menyesuaikan isi dakwahnya,” paparnya.
Sementara soal membagi waktu antara dakwah dan kewajiban menjalani rutinitas perkuliahan. Viqqi merasa tidak ada kendala yang berarti apalagi ia juga tinggal di pondok pesantren. Sehingga aktivitas dakwah dan perkuliahan tinggal menyesuaikan termasuk jadwal kegiatannya di UKM JHQ Unisma.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A