MALANG – Temuan 50 poket tembakau dalam balutan makanan mendol di LP Lowokwaru Malang, yang dugaan awalnya berisi tembakau gorila, ternyata murni tembakau rokok biasa.
Satreskoba Polresta Malang Kota merilis hasil uji laboratorium forensik pada Sabtu (30/1/2021). Hasilnya, terbukti tembakau rokok biasa. Kandungannya hanya nikotin.
Kasatreskoba Polresta Malang Kota, Kompol Anria Rosa Piliang menegaskan, tidak ada kandungan narkotika dalam tembakau tersebut. Hasil labfor menunjukkan tembakau selundupan itu murni mengandung nikotin.
”Dari hasil labfor, tidak ada unsur narkoba dalam kandungan tembakau. Jadi dalam hal ini tidak ada unsur pidana,” tegasnya kepada awak media, Sabtu (30/1/2021).
Pengirim tembakau ini ternyata adalah ibu kandung dari salah tiga warga binaan kasus narkotika di Lapas. Namanya Mamik Winarsih, warga Wajak, Kabupaten Malang dan saudarinya Anik Nur Jannah warga Muharto Gang 7. Mereka adalah sanak keluarga warga binaan atas nama Roby dan Aris.
Kemudian saat petugas memeriksanya, lanjut Rosa, kedua pengirim ini juga mengaku sengaja mengirim tembakau dengan modus makanan mendol ini untuk anaknya. ”Sudah kami interogasi dan ibu Mamik mengaku kalau kirim tembakau campur dengan makanan lain, tahu sampai mendol,” imbuhnya.
Selundupkan Tembakau Karena Sayang ke Anak
Terkait alasan kenapa mengirim tembakau dengan lewat makanan? Mamik menuturkan bahwa ide itu datang dari hati kecilnya sebagai rasa sayang ibu terhadap anaknya. Kata Mamik, harga rokok di Lapas tergolong mahal dan tak terjangkau anaknya.
Sebelumnya, dia mengaku juga pernah mengirim rokok terbungkus plastik transparan, namun hilang. ”Sejak itu saya juga gak tahu apakah ada larangan kirim tembakau apa tidak. Petugas juga tidak memarahi atau memanggil saya. Yang jelas rokoknya hilang. Akhirnya saya punya ide itu,” tuturnya sambil terisak.
Sebelumnya tembakau ini dikirim dalam tiga paket tas plastik berisi berbagai jenis makanan. Mulai tahum nasi, sambal goreng, bumbu pecel hingga mendol. Kata Mamik, semua itu terutama mendol adalah jenis makanan kesukaan anaknya.
Hanya dengan cara ini, aku Mamik, bisa menunjukkan kasih sayangnya kepada seorang anak. Meski ada batas tembok penjara.
”Akhirnya saya kirim keduanya, tembakau saya buntel (bungkus, red) pakai tempe mendol. Kebetulan, anak saya suka sekali sama mendol. Saya juga kasihan kalau dia selama ini gak bisa beli rokok. Terus terang saya gak tega. Kami mohon maaf kepada semuanya jika ada yang tak berkenan,” tuturnya.
Ulul Azmy
Editor: Soejatmiko