Malang, Tugumalang.id – Nama Fairouz Huda alias Kak Fai kian dipertimbangkan publik. Terbaru, sejumlah sopir angkot di Kota Malang mendeklarasikan diri memberikan dukungan untuk Kak Fai menjadi N2 atau Wakil Wali Kota Malang di Pilkada 2024.
“Beberapa hari lalu Kak Fai sowan ke temen temen angkot memberikan gagasan masa depan angkot. Jadi kami siap mengawal programnya,” kata Hari Wahyudi, Ketua Serikat Sopir Indonesia Kota Malang.
Sosok yang akrab disapa Sam Keno itu mengatakan bahwa Kota Malang punya persoalan kemacetan. Sedangkan para sopir angkot menurutnya terkesan dianaktirikan.
“Kami sudah puluhan tahun di jalan, tapi kami seperti dianaktirikan. Kami orang kecil yang tak punya payung hukum untuk berjuang,” ujarnya.
Baca Juga: Pengasuh Ponpes Al Hikam Malang KH Nafi’ Sebut Gagasan Segar Kak Fai Perlu Diwadahi
Untuk itu, dia berharap Kak Fai bisa mendapat kesempatan untuk memimpin Kota Malang. Terlebih, sosok muda itu menyatakan siap menjadi marketing angkot di Kota Malang.
“Kami saat ini mendukungnya. Kami sudah paham (gagasan) dia. Bisa mewadahi kemauan teman teman sopir angkot, bukan kemauan pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, Kak Fai menyampaikan bahwa pola pikir masyarakat terhadap angkot Kota Malang harus dirubah. Dia menekankan jangan sampai persepsi publik terhadap angkot tidak baik.
“Masyarakat harus diyakinkan bahwa dengan naik angkot, perjalanannya harus nyaman, aman dan efektif,” tuturnya.
Baca Juga: Bakal Calon Wakil Wali Kota Malang Kak Fai Anggap Pesantren Belum Banyak Dilibatkan Membangun Kota
Untuk meyakinkan hal itu, tentu tak hanya sekedar dengan wacana. Namun pemerintah juga harus memfasilitasi atas kondisi angkot di Kota Malang.
“Pemimpin harus cepat memberikan solusi. Tak harus dengan APBD, bisa lewat CSR. Misalnya perbankan yang selama ini hanya memperhatikan nasabah, kenapa tidak sesekali untuk kepentingan angkot,” ucapnya.
Selain peremajaan armada, strategi marketing juga perlu dikuatkan untuk angkot di Kota Malang. Dengan demikian, masyarakat akan melirik angkot lagi.
“Jadi tak hanya sekedar janji. Masyarakat itu harus diberi kail. Tanpa digajipun, jika masyarakat banyak memilih angkot, penghasilan sopir angkot akan meningkat,” tuturnya.
“Kami ingin kedepan transportasi umum bisa menjadi solusi mengurai kemacetan di Kota Malang,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko