Tugumalang.id – Kendati kini penggunaan masker meningkat tajam akibat pandemi COVID-19, nyatanya sampah popok masih menjadi momok bagi masyarakat Kabupaten Malang. Pasalnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang merilis bahwa sampah popok di Kabupaten Malang menyentuh angka 3.500 sampah popok bayi setiap harinya.
“Berdasarkan riset dari Universitas Gadjah Mada, sampah di Kabupaten Malang didominasi oleh sampah popok yaitu mencapai 3.500 popok setiap harinya di satu TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu),” ungkap Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Kabupaten Malang, Renung Rubiyatadi, pada Selasa (06/04/2021).
Menurut Renung, sampah popok sama dengan sampah masker yang sulit terurai. Oleh karena itu, pekerjaan rumah bagi DLH Kabupaten Malang kian menumpuk saat pandemi COVID-19 ini.
Maka, dia menyarankan agar masyarakat Kabupaten Malang memakai masker kain yang bisa dipakai berulang-ulang. “Kami sarankan kepada masyarakat untuk memakai masker kain yang bisa dipakai kembali, karena kita tidak secara khusus menangani sampah masker,” ujarnya.
Untuk sampah popok dan masker sendiri, DLH Kabupaten Malang masih menggunakan metode kuno. Pasalnya, DLH Kabupaten Malang masih memiliki keterbatasan pada sarana, prasarana, dan teknologi. “Kami tidak memiliki alat khusus untuk membakar sampah, jadi metode yang kami lakukan itu ditimbun,” bebernya.
Lebih lanjut, Renung mengatakan, DLH Kabupaten Malang kini tengah mengembangkan metode pengelolaan sampah dengan Reduce, Reuse, dan Recycle (3R). “Tahun ini kami tengah melakukan pembicaraan untuk penambahan TPST 3R di Kabupaten Malang yaitu di Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, dan Kecamatan Pakisaji,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti