MALANG – Rektor Universitas Islam Malang (UNISMA), Prof. Dr. Maskuri menyampaikan ada 7 modal penting yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi agar mahasiswanya bisa maju.
Materi ini ia sampaikan pada webinar Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Selasa (14/12/2021). Tema kali ini Inovasi Pengelolaan Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Daya Saing dan Daya Tarik Kampus.
Menurut Maskuri, ada tujuh modal yang menjadi kunci UNISMA untuk meraih kemajuan pesat.
Modal pertama adalah modal intelektual. Tentunya ini harus dimiliki oleh dosen dan mahasiswa. “Mahasiswa harus banyak melakukan research and development agar ilmunya semakin berkembang,” ujar Maskuri.
Modal kedua adalah manajerial. UNISMA tidak mengekang mahasiswa dalam mengembangkan riset. Justru UNISMA memberi kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian.
“Pengembangan pendidikan tidak semata-mata dilakukan oleh pimpinan. Justru pimpinan harus memberi keleluasaan pada mahasiswa untuk membentuk laboratorium-laboratorium baru,” jelas Maskuri.
Modal ketiga dan keempat adalah modal sosial dan jejaring (networking) yang berarti mau bekerja sama dengan berbagai pihak.
“Jejaring adalah kunci utama. Bukannya berkompetisi, tetapi justru membangun jejaring. Kita harus bekerja sama dengan siapa saja seperti pers, pemerintah, institusi pendidikan lain, dan sebagainya,” ujar Maskuri.
Modal kelima adalah teknologi informasi (TI) yang penting untuk dikuasai di era digital 4.0 saat ini. Namun Maskuri juga mengingatkan agar tidak kebablasan dalam penggunaan TI ini.
“TI bukan segala-galanya. Perlu diingat bahwa TI adalah alat atau instrumen, bukan tujuan. Harkat dan martabat manusia tetap diutamakan,” tegasnya.
Modal keenam adalah modal spiritual. Ini penting agar ilmu pengetahuan dan teknologi tidak disalahgunakan. “Jangan sampai lembaga pendidikan lepas dari rasa kemanusiaan,” ujar Maskuri.
Terakhir, modal yang diperlukan adalah finansial. Maskuri menempatkan finansial di urutan terakhir karena modal ini saja tidak akan cukup tanpa enam modal di atas.
Ia menutup materi ini dengan menyampaikan pesan penting, yaitu bagi siapapun yang ingin maju, harus berani keluar dari zona nyaman.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Jatmiko