Tugumalang.id – Pusat Riset Agroindustri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan temuan baru kepada petani buah Kota Batu, yaitu coating berbasis sawit yang dapat memperpanjang masa simpan buah lebih lama dari biasanya. Dari yang sebelumnya bisa tahan selama seminggu, menjadi tiga minggu lebih.
Coating sendiri merupakan metode pelapisan buah untuk mencegah keluarnya gas, uap air, dan oksigen sehingga masa pembusukan bisa terjadi lebih lama. Biasanya, petani menggunakan coating lilin lebah (beeswax) yang merupakan produk impor sehingga harganya lebih mahal 10 kali lipat.
Temuan ini cukup menggembirakan karena petani dapat memungkinkan menghemat biaya produksi dalam kegiatan impor. Kendati demikian, coating berbasis sawit ini masih dalam tahap penelitian.
Sebab itulah, Pusat Riset Agroindustri melakukan uji coba langsung terhadap petani buah di Kota Batu, Jawa Timur. Salah satu daerah terbesar pemasok buah-buahan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pengenalan dilakukan di Jambuluwuk Convention Hall & Resort Batu, pada 24 hingga 26 Mei 2022, dengan diikuti 30 petani dan pelaku agribisnis di Malang Raya.
Dalam kegiatan itu dilakukan uji coba coating pada 11 jenis buah di antaranya apel, alpukat, jeruk, kesemek, hingga jeruk kristal.
Dari pengenalan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat banyak pemanfaatan produk turunan sawit untuk kehidupan. Apalagi, kelapa sawit banyak ditemui di Indonesia sebagai sumber daya utama asli.
Periset Utama coating berbasis sawit dari Pusat Riset Agroindustri BRIN, Indra Budi menjabarkan dari semua percobaan penelitian yang dilakukan, coating dari sawit terbukti lebih aman dari coating lainnya seperti lilin lebah atau coating lain yang terbuat dari plastik atau agar dan pati.
”Sawit sudah jelas aman, apalagi sawit merupakan sumber daya alam utama di Indonesia, bahan baku mudah didapat dan murah sehingga lebih hemat,” jabar Indra, pada Selasa (24/5/2022).
Dari hasil perhitungan sementara, sambung Indra, petani bisa menjangkau coating sawit ini seharga Rp 25 ribu per liter. Itu saja masih berupa konsentrat alias masih bisa dicampur dengan air. Kira-kira, seliter bisa melapisi 30-40 kilogram buah.
”Kalau lilin lebah harganya bisa sampai 10 kali lipatnya. Lilin lebah inikan impor dan bahannya tentu tidak sehari-hari kita makan. Kalau sawit sudah jelas kita makan sehari-hari,” ujarnya.
Manfaat dari produk turunan sawit untuk hilirisasi produk ini ditegaskan oleh Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN, Dr Mulyana Hadipernata. Bahwa dengan pengaplikasian coating berbasis sawit ini, diklaim dapat memghemat biaya produksi petani karena masa simpan buah yang bisa diatasi.
Selain itu, dengan memakai coating berbasis sawit ini, juga bisa meningkatkan devisa dalam negeri. ”Selama ini, kalau petani menggunakan lilin lebah ya artinya devisa akan masuk ke negeri tersebut, bukan ke kita,” tegas Muljana.
Sebagai awal, coating ini sudah dilakukan pada buah mangga dan berhasil menambah umur masa simpan buah 300 persen. Dari semula seminggu, bisa bertahan menjadi tiga minggu.
“Jika nanti penelitian ini berhasil, maka harapannya akan diaplikasikan langsung terhadap semua petani di Indonesia,” harapnya.
Dalam kegiatan ini, terang Muljana, juga akan dilakukan pendampingan secara kontinyu dalam waktu panjang.
Adanya coating ini mendapat respon positif dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Sugeng Pramono. Menurut dia, coating ini jelas dibutuhkan oleh petani buah. Selama ini, biaya produksi petani buah juga membengkak di pembiayaan coating.
“Harapannya dengan temuan coating berbasis sawit ini bisa segera diaplikasikan. Apalagi, baru-baru ini sejumlah buah budidaya Kota Batu mulai direspon baik di pasaran luar negeri, seperti apel, jeruk, jambu kristal hingga kesemek,” sebutnya.
”Apalagi kesemek itu sekarang mulai banyak peminat di luar negeri, khususnya Singapura. Tentu dalam pengiriman buah ini, coating ini akan sangat membantu,” imbuhnya.
Nantinya jika penelitian ini berhasil, hasilnya akan ditindaklanjuti secara pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Kegiatan serupa juga akan dilakukan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Kepala Divisi Program Pelayanan untuk Litbang dan Pengembangan SDM BPDP KS, Harfi Tahar mengatakan bahwa coating ini sangat relevan untuk digunakan sebagai alternatif bahan baku yang tidak harus melulu impor.
Pemanfaatan produk turunan sawit seperti ini adalah buktinya. Sebelumnya, kata dia, produk turunan sawit lainnya juga bisa digunakan untuk kebutuhan pakan ternak hingga industri bioenergi yang ramah lingkungan.
”Ada itu juga bungkil sawit itu manfaatnya untuk pakan ternak sangat baik untuk menambah produksi susu perah. Masih banyak yang lain lagi,” kata dia.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id