MALANG, Tugumalang.id – Direktur perusahaan pengembang perumahan PT Hadara Propertindo Jaya bernama Tomy Bachtiar Safitri (38) ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus penipuan dan penggelapan. Korban dari kasus ini mengalami kerugian sebesar Rp215 juta.
Tersangka merupakan warga Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Ia dilaporkan oleh korban berinisial JW (51) yang membeli dua bidang tanah kavling senilai Rp298 juta di perumahan Green View yang berada di Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada 14 Maret 2022.
Ia telah melakukan pembayaran sebesar Rp215 juta kepada tersangka setelah tersangka menjanjikan pembangunan rumah akan segera dilakukan apabila pembayaran mencapai 50 persen dari harga yang disepakati.
Baca Juga: DPKPP Kota Batu Targetkan 40 Pengembang Perumahan Serahkan PSU di 2021
“Korban dijanjikan oleh tersangka bahwa akan dilakukan pembangunan apabila pembayaran sudah 50 persen. Namun kemudian tidak dilakukan pembangunan oleh PT Hadara Propertindo Jaya,” ujar Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, Kamis (16/5/2024).

Kepada korban, tersangka beralasan ada kendala dalam pembangunan. Ia pun membujuk korban agar mengganti lokasi tanah kavling yang awalnya dibeli di Green View menjadi di D’Orange Village.
Baca Juga: Puluhan Customer Perumahan Grand Emerald Malang Geruduk Pengembang Perumahan
Hingga saat ini, tidak ada kejelasan terkait tanah kavling baik yang di Green View maupun D’Orange Village. Setiap kali korban meminta kejelasan, tersangka selalu berkelit. Korban pun melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian pada 4 Maret 2024.
Pada Jumat (5/5/2024), polisi berhasil menangkap tersangka di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa kuitansi pembayaran uang angsuran, perjanjian jual beli, dan dokumen lain yang dikeluarkan atas nama korban.
Gandha menambahkan modus yang digunakan tersangka adalah dengan menjual tanah kavling kepada korban, padahal tersangka belum membayar lunas tanah kavling tersebut kepada pemilik lahan sebelumnya.
“Modus-modus seperti ini pengembang berani menawarkan kavling, rumah, akan tetapi status tanahnya itu belum menjadi sepenuhnya milik developer, masih milik dari pemilik awal. Rata-rata hanya dijanjikan nanti-nanti dan akhirnya terjadilah gali lubang tutup lubang,” terang Gandha.
Tersangka diketahui kerap mengikuti pameran perumahan untuk mencari pembeli. Setidaknya ada 28 unit kavling yang telah dijual oleh korban dengan harga bervariasi mulai Rp200 juta hingga Rp400 juta.
Pihak kepolisian melakukan pendalaman untuk mengetahui adanya korban lain dari aksi tersangka. “Masih kami dalami, dugaan sementara korbannya mencapai puluhan orang. Untuk tersangka ini yang kami baru proses saat ini berdasarkan atas tiga pelaporan,” kata Gandha.
Tersangka dikenakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 154 Jo Pasal 137 UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan ancaman pidana penjara maksimal lima tahun.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A