Tugumalang.id – Seorang warga di Kota Batu, Jawa Timur, yang dilaporkan terpapar leptospirosis atau dikenal penyakit kencing tikus dilaporkan mengalami efek samping berupa gangguan fungsi ginjal. Beruntung, penderita dapat terselamatkan.
Penyakit ini baru-baru ini sempat membuat heboh masyarakat, bahkan di antaranya sampai meninggal dunia. Wabah ini perlu diwaspadai seiring dengan datangnya musim penghujan.
Menurut Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati, warga yang terpapar leptospirosis ini terpapar usai air sungai dekat rumahnya meluap beberapa waktu lalu.
Terdeteksi, penderita berusia 41 tahun itu mendadak mengalami nyeri perut, mual, nyeri kaki dan demam selama 1 minggu. Setelah diidentifikasi, pada pertengahan September 2022 penderita dinyatakan positif leptospirosis.
“Sebelumnya diketahui memang ada kontak dengan air menggenang di bekas kandang di rumahnya. Akhirnya timbul colic abdomen dan ikterik dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit,” jelas Susan dihubungi, Senin (5/11/2022).
Selama perawatan, diketahui penderita mengalami efek samping berupa gangguan fungsi ginjal. Selama itu pula dia mendapatkan 2 kali proses cuci darah. Petugas juga kemudian melakukan skrining terhadap seluruh kontak erat untuk memutus laju penularannya.
“Pemeriksaan juga kami lakukan terhadap kontak erat hingga radius 200 meter dari rumah pasien sampai melibatkan 49 KK. Tapi alhamdulillah tidak ada gejala,” kata dia
Terpisah, Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
“Apalagi sekarang sudah mulai masuk musim hujan. Diharap masyarakat mulai membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkap Kartika.
Memasuki musim penghujan, kewaspadaan pada penyakit kencing tikus perlu ditingkatkan. Karena umumnya bakteri leptospira ini menyebar melalui air atau tanah. Bahkan bisa menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi.
“Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran selain tikus, yaitu sapi, anjing, dan babi. Jika terkena urin hewan tersebut atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi bisa jadi tertular,” papar Kartika.
Sementara, hewan yang terjangkit bakteri ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, gejala muncul pada manusia yang terkena bakteri ini. Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.
“Selain menjaga perilaku sehat dan bersih. Diimbau masyarakat menggunakan alat pelindung jika beraktivitas di genangan air, seperti sepatu boot,” imbaunya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A