Tugumalang.id – Sudah lebih dari satu tahun sejak pandemi COVID-19 berlalu. Seiring berjalannya waktu, dunia kesehatan yang notabennya garda terdepan, mulai kuwalahan. Sebab, satu persatu bahkan sampai berjuta-juta orang harus isolasi mandiri (isoman) hingga dilarikan ke Rumah Sakit (RS) akibat terkonfirmasi positif COVID-19.
Sementara sektor pariwisata dan ekonomi terpaksa mengalami masa-masa sulit.
Kendati demikian, di tengah banyaknya keterbatasan, sebagian besar warga Kota Malang rela berbagi dan peduli terhadap warga yang terkonfirmasi positif. Diantaranya sampai membuat dapur umum untuk membantu kebutuhan gizi warga yang sedang isoman agar lekas pulih.
Di samping itu, berbagai bantuan juga dikucurkan pemerintah dan Corporate Social Responsibility (CSR) pihak swasta untuk membantu penanganan pandemi ini.
Salah seorang penyintas COVID-19, Harto Sutiyo, mengaku langsung isoman sejak dirinya terkonfirmasi positif COVID-19. Kendati bukan hal yang mudah, dia berjuang untuk menguatkan imun dan iman.
“Awalnya anak saya yang terpapar COVID-19, kemudian istri saya dan saya pun ikut terpapar. Akhirnya kami melakukan isoman,” ujar warga Kelurahan Bakalan Krajan itu.
Selama menjalani isolasi mandiri, kata dia, dirinya selalu mengonsumsi obat dari dokter dan obat herbal dari empon-empon atau rempah-rempah dan madu.
Harto Sutiyo mencoba mengatasi napas yang sesak dan tidak bisa mencium aroma dengan menghirup minyak kayu putih dan minyak angin.
Selain itu, dia juga rutin berjemur pada pukul 09.00-10.30 WIB.
Selama isoman, Harto Sutiyo selalu makan secara teratur dan cukup. Meskipun rasa malas untuk makan, namun dirinya selalu memaksakan diri agar makanan bisa masuk ke lambung. Dengan cara itu, maka imun akan meningkat. Jika imun naik, maka proses kesembuhan sudah semakin dekat.
Pikiran juga tidak boleh terlalu stres, dia mengimbau agar selalu berdoa dan berpikir positif untuk sembuh.
“Setelah menjalani isoman, Alhamdulillah saat ini saya sudah fit dan negatif COVID-19. Semoga kita semua dikasih kesehatan, panjang umur, dan terhindar dari segala penyakit. Selalu berdoa kepada Tuhan, semoga Tuhan selalu melindungi kita,” pungkasnya.
Penyintas COVID-19 lainnya, yakni Sekretaris Lurah Bandulan, Mutho’ Shobiri, mengatakan bahwa saat dirinya terpapar COVID-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, dia meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan mengonsumsi vitamin dan meminum obat dari dokter.
“Saya menerapkan pola hidup sehat serta makan makanan yang bergizi. Walaupun pada waktu itu indra perasa dan penciuman saya hilang, saya juga berjemur di pagi hari,” ceritanya.
Pesan positif yang ingin dia sampaikan adalah agar orang yang saat ini sedang berjuang melawan COVID-19 tetap semangat dan optimis.
Mutho’ Shobiri mengimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan serta selalu berdoa kepada Tuhan agar tetap diberi kesehatan dan kesembuhan.
Setelah berjuang melawan COVID-19, saat ini dia telah dinyatakan sembuh atau negatif COVID-19 dan kembali beraktivitas.
Penyintas COVID-19 berikutnya, yaitu warga Kelurahan Dinoyo, Erwin Mulyo, berbagi pengalamannya. Menurut Erwin, salah satu obat COVID-19 adalah diri sendiri. Karena yang sangat perlu dilakukan adalah menjaga semangat diri sendiri untuk berjuang melawan COVID-19. Jika ada pasien COVID-19 yang mulai tidak semangat, maka tugas yang lainnya memberi semangat. Artinya, sama-sama saling menguatkan dan menyemangati.
“Tetap semangat dan tetap berikhtiar serta berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan keselamatan. Bagi yang dirawat di rumah sakit tetap berjuang dan semangat sembuh. Karena obat dari COVID-19 salah satunya dari diri kita sendiri. Mari selalu menerapkan protokol kesehatan,” imbau Erwin Mulyo.
Erwin Mulyo menambahkan, para tenaga kesehatan yang menjalankan tugas di garda terdepan selama pandemi ini juga selalu memberikan semangat. Hal itu dilakukannya untuk memulihkan kondisi pasien COVID-19 agar segera pulih.
“Menjaga pikiran tetap positif menjadi hal yang penting dalam proses sembuh dari COVID-19. Karena pikiran akan memengaruhi kondisi mental dan psikis, sehingga naik atau turunnya imun tergantung dari pikiran,” sambungnya.
Dalam hal penanganan trauma healing bagi pasien COVID-19, Forkopimda Kota Malang membuat program Satgas Malang Raya Trauma Healing (Sama Ramah) yang diresmikan oleh Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pemkot Malang sedang bergerak cepat mendistribusikan bantuan serta percepatan vaksinasi.
Sutiaji juga selalu memberikan semangat dengan menyambangi warga yang melakukan isoman. Dia datang dengan membawa bantuan dan memberikan motivasi agar warga yang terinfeksi COVID-19 segera sehat dan negatif dari COVID-19.
Sutiaji juga mengimbau kepada warga yang isoman agar selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Sambang ini menjadi salah satu upaya penyembuhan trauma (trauma healing) bagi penderita COVID-19. Pengalaman saya pribadi saat menjalani isoman memiliki muatan emosi yang masuk ke memori dan dapat meninggalkan dampak psikologis, apalagi jika yang mengalami anak-anak,” jelasnya.
Sutiaji juga meninjau dan memberikan trauma healing kepada anak-anak yang isoman tanpa orang tua di Perumahan Puskopad, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, pada Kamis (15/7/2021) lalu.
“Ayo, nak, semangat! Supaya cepat sehat,” ujar Sutiaji.
Sementara itu, Sutiaji juga memberikan apresiasi positif atas kepedulian dan tindakan masyarakat dalam membantu warga isoman. Di mana para warga saat ini rajin memberikan bantuan makanan siap saji kepada warga isoman.
“Hal ini timbul dan tumbuh dari masyarakat sendiri, inilah yang nilai kegotongroyongan yang tinggi. Memang dalam masa COVID-19 ini harus gotong royong,” tutupnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti