MALANG, Tugumalang.id – Saiful Anwar (36), seorang pengusaha tebu dan mantan satpam di Bank BRI memenangkan Pilkades Antar Waktu (PAW) di Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Minggu (23/7/2023). Pria yang akrab dipanggil Saiful ini berhasil mendulang 187 suara. Sementara calon kepala desa lainnya, Soleh, mendapatkan 92 suara.
Di dalam pelaksanaan PAW ini, terdapat 279 suara sah dan dua suara tidak saha. Jumlah ini sesuai dengan daftar hadir para undangan yang memiliki hak untuk memilih, yaitu sejumlah 281 orang.
PAW ini digelar lantaran Kepala Desa Kalipare sebelumnya, Sutikno, ditahan karena menyelewengkan Dana Desa. Setahun setelah penahanan Sutikno, PAW dilaksanakan untuk memilih Kepala Desa Kalipare selanjutnya.
Kepada Tugu Malang ID, Saiful mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang politik. Ia bahkan tidak pernah mengikuti organisasi kepemudaan seperti karang taruna.
“Pada dasarnya perpolitikan itu bukan ranah saya. Ranah saya itu di perjuangan. Berkat dorongan yang luar biasa dari masyarakat dan pemuda, maka saya mengikuti proses yang ada, yaitu perpolitikan. Tanpa perpolitikan ini maka tidak akan tercapai perjuangan,” tutur pria kelahiran 21 Juli 1987 ini, saat ditemui di rumahnya usai pemilihan, minggu (23/7/2023).

Dorongan yang diberikan masyarakat ini bukan tanpa alasan. Mereka merasa kini sudah saatnya Desa Kalipare dipimpin oleh kaum muda. Mendengar itu pun, Saiful tak langsung setuju untuk menjadi calon kepala desa. Ia meminta izin terlebih dahulu kepada guru spiritualnya, ibu kandung, serta istrinya.
“Ketika tiga orang tersebut sudah setuju, baru saya mengiyakan,” ujarnya.
Untuk diketahui, Saiful yatim sejak dia berumur 7 tahun. Bapaknya meninggal saat dirinya masih duduk di kelas 2 SD. Sejak itu, keluarga Saiful mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Bahkan, Saiful tidak bisa melanjutkan sekolah ke SMA karena terbatasnya biaya.
BACA JUGA: Pilih Jadi Caleg, Sejumlah Kepala Desa di Kabupaten Malang Mengundurkan Diri
Ia pun menempuh pendidikan di Pesantren PPAI Ketapang di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dan mengikuti Kejar Paket C untuk mendapatkan ijazah setara SMA. “Kenapa tidak meneruskan SMA? Keuangan keluarga saya waktu itu tidak memungkinkan. Yang memungkinkan hanya mondok. Kalau mondok bisa ngirit biaya,” kata pria dua orang anak ini.
Setelah lulus dari PPAI Ketapang pada Maret 2011, dia langsung menikah dan mencari pekerjaan. Ia pun diterima bekerja sebagai penjaga malam di sebuah bank yang ada di Desa Kalipare.
Satu tahun kemudian, ia bersama ibunya patungan untuk menyewa lahan tebu senilai Rp 6 juta selama tiga tahun. Dari situ, ia berhasil menabung sedikit demi sedikit untuk menambah sewa lahan, bahkan sampai membeli lahan.
“Hasil dari tebu tidak saya ambil. Yang saya gunakan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari itu diambilkan dari gaji bank. Hasil dari tebu fokus digunakan untuk menambah lahan sewa dan memperluas usaha,” ujarnya.
Setelah menjalani profesi sebagai penjaga malam dan satpam bank, serta sebagai pengusaha tebu, kini Anwar siap mengabdikan dirinya untuk warga Desa Kalipare. Di dalam masa jabatannya nanti, Anwar berkomitmen untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) melalui pengelolaan aset dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Saat ini saya berprinsip, gimana caranya desa itu kaya. Kalau desanya kaya maka menyejahterakan rakyatnya akan lebih mudah,” kata Anwar.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Anwar akan melakukan pencegahan kebocoran aset desa, khususnya Pasar Kalipare. Ia juga berniat menghidupkan kembali BUMDes yang sempat mari suri.
“BUMDes sudah ada, tapi mati suri karena ada beberapa kendala. Nanti BUMDes harus ada,” tegasnya.
Di berharap semua masyarakat bisa bahu membahu dalam memajukan Desa Kalipare.”Kita ingin desanya sejahtera, agar warga-nya bisa sejahtera,” pungkasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko