Tugumalang.id – Ratusan siswa di wilayah Mergosono dan Bumiayu, Kota Malang menyeberangi Sungai Brantas dengan menggunakan perahu rakit buatan warga saat Jembatan Gantung Mergosono diperbaiki. Badan Penanggulangan Bencana Dearah (BPBD) Kota Malang menilai bahwa perahu rakit itu berbahaya.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menjelaskan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari pihak kelurahan setempat soal warga yang membuat perahu rakit itu. Setelah dicek, pihaknya menilai bahwa perahu rakit itu cukup berbahaya.
“Jadi setelah kami cek ke lapangan, ternyata memang berbahaya. Sehingga saya temui lurah dan dan camatnya agar menyarankan warganya tidak menggunakan rakit karena beresiko terjadi kecelakaan air,” ucapnya, Selasa (3/10/2023).
Baca Juga: Perbaikan Jembatan Gantung Mergosono Kota Malang Diproyeksikan Rampung Desember 2023
Dia menyampaikan bahwa perahu rakit yang banyak dimanfaatkan siswa dan masyarakat itu merupakan inisiatif warga sendiri. Namun menurutnya, perahu rakit itu tak ada penanggungjawabnya.
“Sehingga kami harus edukasi masyarakat agar menggunakan jalan darat untuk mengurangi resiko kecelakaan air. Karena penggunanya mulai anak anak hingga orang dewasa. Jadi rekomendasi saya masyarakat tak gunakan rakit itu,” tuturnya.
Dia menegaskan bahwa BPBD Kota Malang tidak melegalkan aktivitas penyeberangan sungai menggunakan rakit itu. Namun melihat kondisi yang ada, pihaknya untuk sementara meminjamkan rompi pelampung sebagai mitigasi kecelakaan air.
Baca Juga: Sejarah Pembantaian Tionghoa di Mergosono Malang
“Karena saat saya ke sana kemarin, saya menanyai penggunanya secara sampling, ternyata mereka itu gak bisa renang. Kami hanya mitigasi, bukan melegalkan. Bahkan kami sarankan gunakan jalur darat meski terlambat (sekolah atau kerja),” tuturnya.
“Apalagi ini saya lihat cuaca sudah mulai ada rintik hujan. Ini siapa yang bertanggung jawab kalau ada terjadi masalah disana,” lanjutnya.
Dia menyampaikan bahwa pihak kelurahan juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah setempat untuk merekomendasikan ada toleransi siswa telah sekolah karena siswa yang jalan kaki harus melintasi jembatan yang lebih jauh.
“Jadi sebaiknya rakit itu tidak dilanjutkan. Kami sangat tidak menyarankan karena ada resiko kecelakaan air dan tebingnya juga curam. Kemarin saya lihat anak anak juga tak pakai pengaman, masak pemerintah diam saja,” ujarnya.
“Jadi rompi pengaman dari kami itu bentuk mitigasi kami. Tapi nanti itu akan segera kami tarik, karena akan ada proses penghentian,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A