Tugumalang.id – Pemerintah Kota Batu melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar takjil di berbagai titik selama Ramadan 2024 sejak 19-21 Maret 2024. Hasilnya, dari 48 sampel makanan dan minuman (mamin) yang diperiksa, terdapat 2 jenis makanan takjil diduga mengandung boraks.
Namun untuk kepastiannya, Dinas Kesehatan Kota Batu masih perlu melakukan tes lab terlebih dulu. Temuan senyawa pengawet makanan berbahaya ini ditemukan pada jenis makanan ringan seperti sempol dan cilok.
Temuan ini diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu, Monika Kartikaning Fajar Ain. Dalam sidak yang dilakukan dalam kurun waktu 3 hari tersebut telah menjaring sebanyak 48 sampel mamin dari 35 pedagang yang tersebar di pasar-pasar takjil 3 kecamatan.
Baca Juga:5 Rekomendasi Pasar Takjil di Kota Malang, Cocok Buat Ngabuburit
Dalam sidak tersebut, Dinkes Kota Batu melakukan sidak bersama tim gabungan terdiri dari tim sanitarian Puskesmas, District Food Inspection Dinkes dan Balai Pom Surabaya. Mereka melakukan tes cepat menggunakan alat sanitarian kit.
”Hasilnya kita mencurigai ada 2 jenis snack ya yang diduga mengandung boraks. Tapi kita perlu pastikan dulu. Dari BPOM sendiri juga masih menunggu hasil uji lab mikro,” ungkap Monika, Kamis (28/3/2024).
Sebagai tindak lanjut, kata Monika saat ini masih dalam bentuk persuasif melalui edukasi pedagang dan pembinaan. Ia menegaskan agar masyarakat tetap waspada dengan keamanan pangan takjil sebelum membeli.
Baca Juga:16 Masjid di Kota Malang Ini Sediakan Takjil Gratis
Lebih lanjut, mengingat temuan ini masih bersifat dugaan, maka pihaknya hanya melakukan edukasi dan pembinaan terhadap para pedagang terkait bahaya penambahan bahan kimia berbahaya pada makanan.
“Untuk terduga penjual makanan ini kita edukasi sementara dan kita tempeli stiker pembinaan sambil kita nunggu hasil uji lab,” ujarnya.
Pada prinsipnya, tidak hanya boraks atau formalin saja yang berbahaya. Menurut dia, semua jenis cemaran pangan, baik biologis (kandungan bakteri, jamur), kimia (pengawet, pewarna, pemanis), juga parameter cemaran fisik (debu, kerikil) tetap membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Monika menerangkan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan takjil ini penting dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Ini dilakukan agar tidak terjadi kejadian tak diinginkan seperti keracunan makanan yang dapat mengakibatkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A