MALANG, Tugumalang.id – Menulis buku dengan ilustrasi untuk anak-anak merupakan cita-cita Lintang Pandu Pratiwi sejak kecil. Perempuan asal Wonosobo, Jawa Tengah ini kini berhasil meraih keinginannya dengan menerbitkan dua buku berilustrasi dengan judul Kumpulan Cerita Klasik Indonesia dan Taman Bermain Paling Ajaib.
Saat ini Lintang Pandu tinggal di Kota Malang dan setiap harinya disibukkan dengan mengelola studio ilustrasi serta menjadi salah satu host di acara Jejak Anak Negeri di saluran televisi Trans 7. “Di studio, kami bekerja untuk publishing (penerbit). Kami juga support publishing luar negeri seperti Amerika dan Eropa,” kata perempuan kelahiran tahun 1992 tersebut.
Jatuh cinta dengan cerita ilustrasi sejak kecil
Sejak kecil, orang tua Lintang sudah mengenalkannya pada buku. Melalui buku tersebut, Lintang jatuh cinta pada dunia ilustrasi. Ia pun berkeinginan untuk membuat bukunya sendiri kelak saat dewasa.
Baca Juga: Mengenal 2.000 Koleksi Topeng Bersejarah di Museum D’Topeng Malang
“Waktu kecil aku sering koleksi buku-buku children book gitu. Terus aku lihat ilustrasinya manis-manis dan cantik-canti. Aku ingin suatu saat nanti aku bikin buku kayak gitu,” tuturnya saat ditemui Tugu Malang ID beberapa waktu lalu.

Saat beranjak dewasa, Lintang menekuni ilustrasi dengan mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Negeri Malang. Semakin banyak belajar, Lintang semakin yakin untuk menulis bukunya sendiri. Buku pertamanya yang berjudul Kumpulan Cerita Klasik Indonesia berhasil diterbitkan
“Akhirnya aku bisa bikin buku. Terus aku coba tawari ke penerbit. Kebetulan diterbitkan waktu itu pertama kali oleh Elex Media Komputindo,” kata Lintang.
Berkat keahliannya dalam menggambar, Lintang juga pernah diminta membuat ilustrasi untuk majalah Bobo, Kompas Anak, dan majalah Girls.
Baca Juga: Apakah Anda ingin Disukai Banyak Orang? Baca Buku Ini!
Ajarkan anak kelola emosi lewat buku ilustrasi
Buku kedua Lintang yang berhasil diterbitkan berjudul Taman Bermain Paling Ajaib. Buku ini cukup laris dan sering terjual habis di toko buku.
Melalui kumpulan cerita di buku ini, Lintang berharap anak-anak bisa mengelola emosi mereka seperti tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan menemukan hal-hal yang bisa membuat mereka bahagia.
“Buku ini awalnya dari kegelisahanku dan terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Dikemasnya sebagai cerita anak, tapi banyak mengandung makna di dalamnya,” terang Lintang.
Ia pun menceritakan salah satu kisah yang ada di buku tersebut yang berjudul Anak Lelaki dan Pohon Apel. Alkisah, seorang anak laki-laki memakan sebuah apel yang ia dapat dari temannya. Kelezatan apel tersebut membuatnya ingin menanam bijinya dan menumbuhkannya menjadi pohon apel.

Sayangnya, ia menghadapi sejumlah tantangan saat memelihara pohon apel tersebut. Misalnya saat pohonnya belum tumbuh, kekeringan melanda daerah tempat tinggalnya sehingga pohon tersebut tidak bisa tumbuh.
Meski demikian, si anak lelaki bersabar dan tidak menyerah. Ia membawa berember-ember air agar bibit pohon apel tersebut bisa tumbuh.
Di saat pohon apel sudah tumbuh, hama ulat pun menyerang. Kemudian, ketika pohonnya sudah tumbuh tinggi dan berbunga, bunganya dipetik sama anak-anak nakal.
“Artinya dia mendapat cobaan-cobaan, tapi dia harus sabar dalam menghadapi itu sampai kemudian pohon apelnya bisa berbuah manis dan lebat,” tutur Lintang.
Optimistis anak-anak Indonesia semakin cinta membaca
Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia memiliki tingkat literasi yang rendah. Dari 70 negara yang menjadi objek survei, Indonesia berada di urutan ke-62.
Sebagai penulis, Lintang mengatakan bahwa dirinya optimistis tingkat literasi ini akan meningkat di generasi berikutnya. Hal ini disebabkan karena orang tua saat ini sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan dan literasi bagi anak-anak.
“Sekatang aku lebih salut karena ibu-ibu muda sudah mulai memberikan buku-buku kepada anak-anaknya. Kita bisa dapat informasi dari gadget, tapi untuk anak-anak kecil akan lebih bijaksana dengan melalui buku,” kata Lintang.
Selain untuk meningkatkan kecintaan membaca, memberikan buku pada anak-anak juga bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak. Apabila anak diajarkan mencintai buku sejak kecil, mereka akan memiliki minat baca yang tinggi hingga dewasa.
“Sekarang sudah banyak ibu-ibu baru yang lebih melek literasi dan menginginkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Itu penting sekali karena buku bisa merangsang minta baca anak dan dia bisa banyak belajar dari buku itu,” ujar Lintang.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A