Tugumalang.id – Jelang event One Mount Entrepreneurs (OME), Indonesia Islamic Bussines Forum (IIBF) Malang menggelar Kopdar Young Preneur di Aula Masjid AR Fachruddin, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (7/10/2023). Para pemuda diajak membangun bisnis sejak muda dalam acara ini.
Kopdar Young Preneur itu diikuti oleh sejumlah kalangan mahasiswa dan masyarakat umum dengan rentan usia 17-25 tahun. Mereka tampak antusias memperhatikan kiat kiat sukses hingga rekam jejak pemateri dalam membangun bisnis dari nol.
Terdapat beberapa pemateri dari praktisi bisnis ulung hingga pebisnis muda yang dihadirkan dalam acara ini. Mulai Ahmad Shodiq Owner Yumindo Group, Gea Safferina Owner Wuffy Space & Wuddy Land hingga M Syaiful Anam Owner Nams Sport.
Baca Juga: Kuliah Perdana D4 Bisnis Properti Vokasi UMM, Praktik Langsung di Lapangan
Dalam kesempatannya, Ahmad Sodiq, Owner Yumindo Group menyampaikan bahwa dahulu dirinya bekerja di perusahaan BUMN. Namun dia memiliki jiwa seorang bisnis hingga berani membangun bisnis dari nol yakni bisnis interior.
Dia memiliki tekad bahwa jika omzet usahanya bisa menembus 10 kali gajinya saat bekerja di BUMN maka dia akan keluar dan fokus di bisnisnya. Benar saja, bisnisnya berkembang dan mendorongnya fokus pada bisnis dan keluar dari perusahaan BUMN ketika menjabat sebagai kepala seksi.
Sodiq menyampaikan bahwa membangun bisnis tak harus memiliki modal yang mumpuni. Dia menyebut, memulai bisnis dengan menjualkan produk interior milik temannya dengan modal sekitar Rp 1,2 juta. Setelah berkembang, dia kemudian melakukan produksi interior sendiri.
“Jadi saya itu usaha hampir gak pakai modal. Saya dulu ambil produk ke teman. Lalu saya jual dengan sistem DP, jadi DPnya itu saya pakai untuk melunasi, saya puter seperti itu terus,” bebernya.
Menurutnya, ide usaha memang harus dicari dengan mengamati kebutuhan pasar. Sodiq mengaku berani memulai bisnis interior karena menemukan bahwa tetangganya membutuhkan produk interior.
Baca Juga: Bincang Sukses dengan Djoko Prihatin, dari Bisnis hingga Politik
“Jadi membangun bisnis itu seharusnya untuk mengatasi masalah orang lain,” ujarnya.
Setelah menemukan ide bisnis, maka hal yang dia lakukan adalah memulai usaha dan fokus menggencarkan branding dan marketing. Kini, bisnis interior Sodiq sudah mampu menjangkau berbagai daerah di tanah air bahkan ekspor ke luar negeri.
Tentu capaian itu, kata Shodiq, tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu ketekunan dan konsistensi. Dia menyampaikan pernah mendapat ujian memiliki hutang hingga Rp 1,3 milyar.
Meski begitu dia tetap tekun mengembangkan bisnisnya dengan mengikuti kajian kajian bisnis bersama komunitas bisnis. Untuk itu, dia menyarankan agar para pemula untuk banyak mengikuti kegiatan atau forum bisnis sejak muda.
“Saya dulu belajar gak ada yang ngajari sampai jatuh bangunnya kerasa. Sampai saya punya utang Rp 1,5 milyar pada 2013. Kemudian saya di IIBF diajari berbisnis yang benar,” kata dia.
“Market atau pasar yang bagus kalau manajemen gak bagus, uang Rp 1 milyar ya pasti habis. Jadi harus bisa manajemen bisnis dan serius,” lanjutnya.
Selain itu, salah satu kunci membangun bisnis menurutnya adalah niat. Dia mengatakan bahwa mentor atau guru bisnis sehebat apapun tak akan pernah berguna jika orang yang dibina tidak memiliki gairah menjadi pebisnis.
“Kalau ditanya bisnis apa yang bagus, saya rasa semua bisnis bagus kalau dikerjakan dan serius,” ucapnya.
Dia menyampaikan bahwa saat ini banyak sumber sumber pendanaan bagi pemula yang takut memulai bisnis karena keterbatasan modal, seperti pinjaman hingga investor.
Sodiq memberikan pesan agar para pemuda atau pebisnis pemula untuk menggantungkan cita cita setinggi langit.
“Bercita citalah setinggi langit, jangan takut bercita cita. Karena cita cita bisa mendorong kita melangkahkan kaki menuju kesuksesan,” ujarnya.
Sementara itu, pemateri lain yakni M Syaiful Anam, Owner Nams Sport menyampaikan bahwa kesuksesan baginya merupakan titik seseorang mampu mencapai target diri sendiri, berkontribusi untuk agama dan membangun bangsa.
“Omzet Rp 25 juta mungkin cukup untuk kehidupan pribadi, tapi itu tak cukup untuk membangun agama dan bangsa. Jadi bagi saya sukses itu bisa bermanfaat bagi agama dan bangsa,” tuturnya.
“Kita tak tau hidup di dunia sampai kapan. Jadi sukses bagi saya adalah ketika kita bisa memberikan dampak terus menerus bagi orang lain. Makanya ketika masih muda, kita harus melakukan banyak hal yang menjadi ladang jariyah di masa depan,” kata Gea Safferina Owner Wuffy Space & Wuddy Land.
Ketua Pelaksana Kopdar Young Preneur, Reza Hadi Pratama yang juga merupakan Pengurus Divisi Kebangsaan IIBF Malang menyampaikan bahwa kegiatan kopdar tersebut merupakan persiapan jelang event OME yakni pelatihan dan pendampingan bisnis selama sebulan ke depan.
“Tujuan kegiatan ini memang kami ingin menggaungkan semangat kewirausahaan kepada anak anak muda supaya bisa berkembang,” kata dia.
Setelah Kopdar Young Preneur, kata Reza, para peserta akan diajak menyelami cara merintis bisnis dari nol hingga strategi mengembangkannya. Dikatakan, bakal ada 5 pertemuan pelatihan bisnis dalam event OME dari IIBF Malang itu. Tak hanya itu, hasil rintisan bisnis peserta akan dilombakan.
“Jadi harapan kami di pertemuan ini bisa menginspirasi anak anak muda. Ada kiat berbisnis dari nol. Kan banyak pemula yang takut karena gak punya modal dan usaha apa atau produksi apa. Memulai bisnis itu ternyata gak harus memproduksi kok dan gak harus punya modal banyak,” tuturnya.
“Jadi jangan takut memulai bisnis. Memang bisnis banyak dan besar resikonya. Tapi resiko itu bisa diatasi kalau kita tau strateginya,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A