Tugumalang.id – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batu memprediksi Kasus Narkotika di Kota Batu, Jawa Timur, pada 2024 masih tinggi. BNN berkomitmen meningkatkan pengawasan peredaran narkotika hingga di tingkat bandar.
Komitmen ini diungkapkan Kepala BNN Kota Batu, AKBP Wahjudi Santoso. Menurutnya, ia tak percaya Kota Batu sudah bebas dari peredaran narkotika. Pasalnya, berdasarkan jumlah pengungkapan kasusnya pada 2023 masih terbilang tinggi.
Baca Juga: Peran Mantan Anggota Satpol PP Kota Malang yang Terjerat Kasus Narkoba
Sepanjang 2023 ini, BNN Kota Batu telah melakukan rehabilitasi berkelanjutan kepada 32 orang dan memberikan layanan rehabilitasi sebanyak 24 orang. Hingga kini, total jumlah klien yang ditangani BNN Kota Batu ada sebanyak 77 orang.
Dengan rincian satu orang dirujuk ke balai besar Lido di Bogor. Lalu 23 orang di klinik Pratama BNN Kota Batu, empat orang di Puskesmas Batu dan 30 orang di pondok pemulihan Doulos Kota Batu.
Kemudian sebanyak 19 orang ditangani IBM, dengan rincian 11 orang di IBM Sedya Bagus Tulungrejo dan 8 orang di IBM Punten Bersih. Selain itu, BNN Kota Batu bersama BNNP Jatim, Polres Batu dan instansi terkait telah mengungkap 2 kasus narkotika yang telah dinyatakan P21.
Baca Juga: Wali Kota Malang Dukung Aparat Usut Tuntas Kasus ASN Pengguna Narkoba
“Dari 2 kasus itu, total tersangkanya ada 2 orang. Dengan jumlah barang bukti sebanyak 7,340 gram ganja, dua unit handphone dan satu unit timbangan digital,” jelas Wahjudi dalam konferensi pers, Jumat (22/12/2023).
Dari ungkap ini, pihak kami juga telah melakukan tim asesmen terpadu terhadap 10 tersangka dengan rincian 4 orang rehabilitasi di Klinik Pratama BNN Kota Batu, 4 rehabilitasi di puskesmas dan 2 harus dilanjutkan proses hukum karena ada dugaan sindikat jaringan lokal yang juga target Polres Batu.
Dari hasil pengawasan selama ini, Wahjudi melihat jika para pengedar narkotika mempunyai tempat persembunyian untuk mengamankan diri di Kota Batu. Ini tak lepas dari kondisi geografis kota yang menempatkan Kota Batu sebagai kota wisata.
Sebab itulah, pihaknya akan melakukan pemetaan lebih intensif untuk melacak keberadaan para pengedar ini. “Bahkan kalau bisa juga kita bisa menyasar bandar. Kami akan lakukan pemetaan lebih ketat. Seperti di tempat-tempat penginapan seperti Songgoriti dan lainnya,” tegasnya.
Di sisi lain, pihaknya juga melakukan upaya preventif dan preemtif melalui berbagai pelatihan dan pendidikan kepada berbagai kelompok masyarakat. Mulai kalangan remaja hingga orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat.
“Mereka kami edukasi tentang strategi pencegahan, keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk remaja dan lain-lainnya. Dengan memberikan penyuluhan tentang narkoba dan kampanye anti penyalahgunaan narkoba dan sejumlah upaya lainnya,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A