Malang, Tugumalang.id – Berbeda bukan menjadi alasan seseorang terhalang dari kesuksesan. Bahkan sebuah kelemahan bisa diubah jadi kekuatan super tersendiri. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Mawar Firdausi (37), pengusaha dan ibu berlatar belakang keluarga ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) di Malang, Jawa Timur.
Sebagai informasi, ADHD adalah kondisi perilaku yang berkaitan dengan aktivitas berlebihan dan kesulitan untuk fokus, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang dengan kelainan ini cenderung hiperaktif dan impulsif.
Hampir belasan tahun, Mawar telah bersahabat dengan ADHD. Dua dari 5 anaknya menyandang ADHD yang diketahui menurun secara genetik dari suaminya, Arif Furqon (42) yang belakangan baru ketahuan memiliki riwayat ADHD.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Tahu!, Perbedaan Autisme dan ADHD Serta Cara Pengobatannya
Tak terpikir sekali pun dalam benak Mawar menjadi seorang ibu dengan lika-liku perjalanan berbeda dari ibu-ibu pada umumnya. Mau tak mau, ia harus menguras energi ekstra setiap harinya.
”Dulu waktu anak saya masih usia 17 bulan itu sudah manjat genteng. Tiba-tiba lari ke tengah jalan, di sekolah ilang-ilangan. Punya anak ADHD itu, kita orang tua gak boleh meleng sedikit pun, harus ekstra waspada,” ungkap Mawar pada tugumalang.id, Minggu (10/11/2024).
Jadi, hampir tidak bisa dibayangkan betapa repotnya perempuan berdarah Bugis, Makassar ini sehari-hari. Belum lagi, ia masih harus mengeluarkan energi untuk menghadapi bullying dari orang lain.
Menurutnya, bullying jadi hal paling menguras energi karena tingkat awareness masyarakat terhadap ADHD yang masih rendah. Ia sadar bahwa kedua anaknya dan suami membutuhkan dirinya sebagai support system utama. Ia mengibaratkan orang tua dari anak-anak ADHD selalu lebaran setiap hari.
”Saya dan suami telah berdamai dengan ADHD. Setiap hari kita harus siap meminta maaf kepada orang lain atas sikap anak kita yang ADHD, yang energinya berlebih dari anak lain. Setiap hari, setiap menit kita harus ekstra mengawasi, gak bisa meleng sedikit pun,” ujarnya.
Baca Juga: Kunjungi Penawar Special Learning Center Malaysia, Tugu Media Group Belajar Penanganan Anak Autis
Meski dihadapkan dengan keriuhan itu, buktinya keluarga ini justru menunjukkan kemampuan-kemampuan tak terduga. Anaknya yang ADHD justru menorehkan berbagai prestasi mulai lokal hingga internasional. Ia juga ahli dalam bidang linguistik dan coding membuat aplikasi dan game.
Selain itu, usaha terjemahannya bersama suami seja, resign dari perusahaan sebelumnya juga terus meroket. Merintis Translation Linker sejak 2009, kini merela telah memiliki klien dari brand dan situs-situs iklan, games populer di dunia.
Perusahaan ini dia bangun di tengah keriuhan aktivitas kedua anak dan suaminya yang menyandang ADHD. Semua, kata Mawar, hanya butuh menerapkan pondasi dasar yakni komunikasi, team work dan time management yang baik.
”Dulu, waktu awal kita berdua merintis itu effort-nya habis-habisan. Lembur, begadang 3-5 hari iru sudah biasa. Alhamdulillah sekarang kita bisa lebih fokus ke keluarga karena sudah punya puluhan karyawan,” ungkapnya.
Menurutnya, ADHD bukanlah aib, juga bukan hal yang menghalangi kesuksesan seseorang. Para penyandang ADHD hanya membutuhkan support system dan pendampingan.
”Tentu saja, itu butuh effort luar biasa. Tapi saya yakin ketika kita sudah berdamai dengan ADHD, tidak denial, semua lelah dan capek itu akan teredam dengan sendirinya,” ungkapnya.
Mawar berpesan, khususnya bagi para orang tua yang memiliki anak ADHD untuk tidak fokus pada kelemahan anak tersebut. Menurutnya, semua anak adalah bintang dan mereka akan bersinar dengan caranya sendiri.
”Jangan fokus dengan kekurangan, fokus pada kelebihannya dan maksimalkan. Semua anak sudah memiliki misi masing-masing yang Allah SWT siapkan. Kita sebagai orang tua harus siap menemani, menemukan misi itu,” pesannya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
redaktur: jatmiko