BATU, TuguMalang — Kasus pelecehan seksual oleh ayah kepada anak tiri di Kota Batu, Jawa Timur mendapat atensi dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Diwakili oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos dan Balai Margolaras Pati melakukan asesmen langsung terhadap korban, Senin (19/9/2022).
Dalam beberapa hari ke depan, mereka melakukan asesmen atas permasalahan sosial ini sehingga nantinya didapatkan hasil kebutuhan apa saja yang dapat diberikan kepada korban satu keluarga terdiri dari seorang ibu dengan lima anaknya.
Kepala Balai Besar Margo Laras Djiwaningsih bersama Psikolog Klinis dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos menuturkan, asesmen yang dilakukan mencakup akar masalah hingga kebutuhan anak. ”Gak hanya kebutuhan anak, tapi juga ibunya dan lingkungan sosial sekitarnya,” kata Djiwa pada awak media.
Pada intinya, Kemensos berupaya membuat sang ibu kembali berdaya menghidupi kelima anaknya dalam jangka panjang. Sebab itulah dalam hal ini juga akan dilakukan asesmen secara komprehensif hingga aspek psikologis dan aspek spiritualnya.
”Sehingga kalau permasalahan ini selesai, keluarga tersebut bisa kembali ke kehidupan normal dan ibunya bisa kembali berdaya secara ekonomi,” papar Djiwa.
Berdasarkan data dari Kemensos, kasus seperti ini cukup marak sehingga membuat Mensos Risma prihatin dan selalu bergerak cepat melakukan penanganan, khususnya dalam perlindungan anak.
”Saya rasa Dinas Sosial Kota Batu sudah luar biasa dalam merespon hal ini. Kemudian lebih lanjut akan bersinergi dengan kami, saling bahu-membahu menyelesaikan permasalahan ini,” pungkasnya.
Nasib ibu lima anak ini sempat terkatung-katung usai diusir pihak keluarga pelaku karena bersikukuh enggan mencabut laporan di kepolisian. Beruntung, warga desa sekitar bersimpati dan melaporkannya ke pihak desa dan Dinsos Kota Batu.
Sejak diusir itu, pihak desa bersama warga terus menyalurkan bantuan kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi, ada anak yang masih berusia 5 tahun dan 2 tahun. Dikhawatirkan jika tidak ditangani, keluarga ini akan terancam mengalami kerentanan sosial.
Kepala Dinsos Kota Batu Ririk Mashuri menuturkan untuk perkara hukum kasus ini tengah ditangani pihak kepolisian. Saat ini, pihaknya fokus menangani kebutuhan seehari-hari korban yang diinapkan di salah satu rumah warga.
”Sejauh ini, kami masih memberikan kebutuhan dasar sembako, pakaian dan lain-lain. Tapi ini kan hanya sementara. Nanti kalau ada rekomendasi dari Kemensos, kami akan segera tindak lanjuti,” terang Ririk.
Ke depan, pihaknya juga tengah memikirkan nasib pendidikan kelima anak yang memiliki masa depan yang panjang tersebut. Saat ini, Dinas Pendidikan akan didorong untuk ikut membantu mencari solusinya.
”Yang lebih penting itu anak-anak ini masih panjang masa depannya. Mereka juga butuh sekolah. Kami akan lakukan pendekatan secara personal,” kata Ririk.
Diketahui, tiga dari lima anak ini telah mengenyam bangku SMA, SMP dan SD. Sisanya, masih berusia 5 tahun dan 2 tahun. Agar anak-anak ini tetap bisa sekolah, Dinsos akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan.
Kasus serupa seperti ini di Kota Batu sebenarnya kerap terjadi. Dalam sebulan, pihaknya bisa saja melakukan intervensi hingga 20 kasus. Sebab itulah Ririk menyinggung akan pentingnya keberadaan shelter sebagai solusi rehabilitasi sosial di Kota Batu.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko