Tugumalang.id – Niat hati mencari pengalaman dengan mendaftarkan diri menjadi volunteer atau relawan dalam kegiatan konser bertajuk Feskala di Universitas Negeri Malang (UM) pada November 2022 lalu. Mahasiswa UM berinisial L (20) mengaku justru diminta patungan untuk menutup kerugian Feskala UM yang mencapai sekitar Rp300 juta.
L mebeberkan bahwa sebanyak 100 volunteer Feskala UM turut diminta membayar patungan masing-masing senilai Rp750 ribu. Padahal menurutnya, perjanjian awal bersama panitia Feskala, tidak ada pernyataan bahwa volunteer akan turut menanggung jika ada kerugian.
“Saya kaget beberapa hari setelah Feskala selesai baru dikasih tahu kalau merugi dan harus patungan. Total kerugian sebenarnya itu sekitar Rp300 juta dari total pengeluaran sekitar Rp500 juta,” ucapnya, Kamis (16/2/2023).
Beberapa Pihak Patungan
Menurutnya, kerugian itu ditutup dengan patungan dari panitia, BEM, volunteer dan kampus UM dengan nilai berbeda-beda. Dikatakan, keputusan itu didapat dari hasil mediasi bersama pihak kampus.
Seluruh uang patungan yang terkumpul itu kemudian diberikan kepada pihak vendor pada 10 Februari 2023 lalu.
Namun menurutnya, uang penutup kerugian itu juga dipinjami secara pribadi oleh salah satu mahasiswa yang juga sebagai panitia sebesar sekitar Rp125 juta.
Pinjaman itu diberi tenggang waktu atau harus dikembalikan pada 25 Februari 2023. Kini para volunteer tetap menanggung kekurangan uang patungan itu.
“Sebenarnya saya sebagai volunteer merasa keberatan. Karena awalnya saya hanya ingin mencari pengalaman, tapi malah diminta patungan,” kata L.
“Sebenarnya temen-temen volunteer ada yang protes, tapi tidak diindahkan dan kami malah ditantang. Bahkan ada ancaman SKCK kami akan jelek atau tercoreng jika tidak melunasi,” imbuhnya.
Dia membeberkan bahwa sebetulnya pihak kampus sempat tidak menyetujui kegiatan Feskala itu. Namun menurutnya, Ketua Pelaksana Feskala bersikeras meminta persetujuan kampus hingga akhirnya dikabulkan.
Kini, L mengaku hanya bisa pasrah turut membayar patungan untuk menutup kerugian Feskala. Dia harus merogoh kocek dari uang saku untuk mencicil uang patungan itu. L mengaku baru membayar patungan sebesar Rp300 ribu.
Volunteer Takut Ancaman SKCK
Keluh kesahnya sempat disampaikan kepada orang tuanya. Namun orang tuanya menyarankan untuk tidak membayar patungan dengan alasan volunteer adalah relawan yang harusnya tidak turut menanggung kerugian.
L mengaku tetap membayar patungan itu karena takut SKCK nya tercoreng dan tidak mau ribet karena sering ditagih. Namun dia belum bisa melunasi karena belum memiliki uang yang cukup.
“Saya kasihan juga pada teman-teman volunteer yang punya latar belakang keluarga kurang mampu. Kasihan mereka juga diminta patungan,” kata dia.
L berharap masalah ini bisa terselesaikan dengan baik tanpa merugikan banyak pihak. Salah satunya dengan dibebaskannya volunteer dari patungan tersebut.
“Harapannya kalau bisa masalah ini cepat selesai dan kalau bisa volunteer dibebaskan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A