Tugumalang.id – Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk melaporkan Tragedi Kanjuruhan, Rabu (27/9/2023). Mereka berharap, Bareskrim dapat mengusut kejadian tersebut dan para korban bisa mendapatkan keadilan.
Pada hari itu juga, mereka menyerahkan dokumen laporan polisi model B atas nama Devi Athok selaku ayah dari dua korban meninggal dunia, Natasya Debi Ramadhani (16) dan Nayla Debi Anggraeni (13).
Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan (TATAK), Imam Hidayat mengatakan bahwa langkah ini mereka ambil karena laporan polisi model B di Polres Malang jalan di tempat karena bukti dianggap tidak cukup. Pihaknya kemudian meminta Bareskrim agar ikut mengawasi jalannya gelar perkara.
Baca Juga: Pameran 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan di UB Ajak Publik Menolak Lupa
“Upaya ini kami lakukan agar gelar perkara ditangani langsung oleh Bareskrim Mabel Polri,” ujar Imam, Kamis (28/9/2023).
Gelar perkara ini diharapkan bisa dihadiri oleh Polres Malang, pelapor sekaligus keluarga korban, penasihat hukum, dan diawali langsung oleh Karowassidik Bareskrim Mabel Polri. Di dalam kasus ini, keluarga korban Kanjuruhan menyangkakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana terhadap belasan orang yang dianggap bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Jelang Setahun Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban Minta Tidak Ada Sepak Bola pada 1 Oktober
Imam mengatakan mereka juga menambahkan pasal yang disangkakan, yaitu Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan pasal lainnya terkait tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Setelah gelar perkara dijadwalkan, selanjutkan kuasa hukum meminta upaya penyelidikan dan penyidikan ditangani langsung oleh Bareskrim Mabes Polri” imbuh Imam.
Ia meyakini bahwa pasal yang disangkakan sudah sesuai dan bisa diterapkan kepada orang-orang yang diduga bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A