MALANG – Mengupas keistimewaan sosok Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang tak ada habisnya. Sosok satu ini tak pernah gelisah mengahadapi persoalan genting apapun itu.
Pada peringatan Haul Gus Dur ke-12 yang berlangsung secara hybrid di Kampus UIN Malik Ibrahim (Maliki), Selasa (4/1/2022), mantan Kepala Staf Protokoler Istana Negara era Gus Dur, Wahyu Muryadi membeberkan betapa istimewanya guru bangsa ini. Salah satunya, ketika ada kendala mesin pesawat mengalami trouble. Ada percikan api di salah satu mesin pesawat yang di tumpangi Gus Dur dan rombongannya.
Ketika itu Gus Dur dan rombongan menuju Canberra, Australia, dalam safari keliling dunia untuk menegaskan dan memperkenalkan Indonesia pada dunia internasional, pesawat sempat miring lantaran trouble di salah satu mesin.
Hal itu kemudian dilaporkan ke Gus Dur tanpa memberitahukan kepada penumpang lain agar tak terjadi kepanikan dan kegaduhan. Namun dengan santainya, Gus Dur menyikapi itu dengan tenang.
“Ketika kami lapor ke Gus Dur bahwa ada kendala di mesin pesawat. Dus Dur bilang, ya sudah mendarat aja di bandara terdekat. Gak usah repot,” ujar Wahyu menirukan jawaban Gus Dur.
Dijelaskan, saat itu pesawat yang ditumpangi rombongan Gus Dur tersebut merupakan pesawat usang tahun 1970 an milik TNI AU yang mangkrak lalu diperbaiki. Gus Dur memilih pesawat itu lantaran tak mau membebani keuangan negara untuk perjalanannya keliling dunia untuk memperkenalkan teritorial Indonesia.
Gus Dur tercatat telah melakukan perjalanan itu ke 17 negara dalam waktu 16 hari. Agar tak membebani keuangan negara, Gus Dur juga mengajak 85 pengusaha tanah air dalam perjalanan itu. Namun mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk bisa ikut rombongan Gus Dur.
Usai berhasil mendarat darurat di Darwin, rombongan Gus Dur lantas menginap di hotel bintang tiga dengan fasilitas sederhana. Pendaratan darurat itu juga membuat jadwal Gus Dur untuk memaparkan materi di Canberra gagal di hari itu.
Kemudian Wahyu menjelaskan kepada Gus Dur dua opsi agar bisa melanjutkan perjalanan dari Darwin ke Canberra. Yakni menyiapkan pesawat Garuda dari Indonesia dengan estimasi bisa sampai Canberra 8 jam.
“Kedua berharap John Howard terketuk hatinya untuk menjemput rombongan kami ke Darwin. Itu estimasi bisa sampai Canberra 4 jam,” celetuk Wahyu.
“Ya sudah kalau gitu aku tak tidur dulu,” timpal Gus Dur kepada Wahyu.
Keajaibanpun mulai tampak, opsi kedua benar benar terjadi. Sebanyak empat pesawat supersonic milik militer Australia datang ke Darwin untuk menjemput rombongan Gus Dur.
“Meski acara pemaparan Gus Dur diundur sehari, materi pidato yang disampaikan Gus Dur mendapat standing applaus luar biasa hebat dari seluruh peserta,” bebernya.
Untuk diketahui, Haul Gus Dur kali ini digelar secara hybrid. Namun, peserta offline event ini terbatas. Adapun, event ini turut didukung penuh oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), OJK Malang, Pertamina, Grand Mercure Malang, Bank Jatim, Climate Change Frontier dan Malang Strudel.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko