BATU – Pemkot Batu kembali memperketat antisipasi persebaran virus COVID-19. Ini lantaran adanya mutasi baru virus bernama Omicron yang disebutkan kini sudah mulai masuk ke Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Kartika Trisulandari menjelaskan pihaknya melakukan pelacakan (tracking) active case finding dengan survailence aktif pada kelompok-kelompok beresiko.
”Tapi saya harap tidak perlu panik, tetap waspada saja. Kami melakukan active case finding terhadap kelompok-kelompok beresiko. Saat ini kami lakukan di SMP dan SMA. Hasilnya semua negatif,” terang Kartika, Rabu (5/1/2022).
Lebih lanjut, tracking akan berlanjut pada pelaku wisata, perhotelan dan restoran yang memiliki kemungkinan bersentuhan dengan wisatawan dari banyak daerah.
Terlepas dari itu, Kartika menuturkan bahwa jurus paling ampuh agar masyarakat tidak tertular virus ini adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, juga sudah harus mendapat vaksin dan membatasi mobilitas.
Sebelum ini, lanjut Kartika, selama momen libur Natal dan Tahun Baru 2021 kemarin juga melakukan tes swab secara acak terhadap wisatawan yang masuk. Hasilnya, klaim dia, tidak ditemukan indikasi ada wisatawan yang terjangkit.
Hal senada disampaikan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso kepada masyarakat agar tidak terlalu panik dan tetap mewaspadai ancaman Omicron. Dia meminta kesadaran semua pihak untuk mencegah virus ini tidak sampai mewabah kembali.
”Saya minta kesadarannya bersama-sama berupaya agar varian Omicron ini tak sampai masuk ke Kota Batu,” imbaunya.
Sebagai informasi, per 4 Januari 2022, kasus aktif COVID-19 di Kota Batu tercatat nihil. Data terakhir menyebutkan, dari total terkonfirmasi sebanyak 3.121 orang, 266 orang di antaranya meninggal dunia, 2.855 sembuh. Sementara untuk capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 104.77 persen dan dosis dua sebanyak 85.57 persen.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: jatmiko