Tugumalang.id – Baru-baru ini, dunia digemparkan oleh penampakan ikan berukuran besar dari dalam laut yang dipercaya sebagai pertanda terjadinya kiamat. Ikan kiamat ini dijumpai oleh sekelompok penyelam di perairan dangkal lepas pantai timur laut Taiwan beberapa waktu lalu.
Tak ayal, video yang menampakkan ikan berjenis oarfish dengan ukuran panjang lebih dari 1,8 meter itu menggemparkan dunia. Dari video yang beredar, ikan ini tampak berenang dengan posisi seperti berdiri. Dengan sejumlah luka seperti bekas gigitan pada tubuhnya.
Ikan jenis ini memang tidak mudah ditemui karena dikenal sebagai spesies penghuni zona mesopelagik, yaitu wilayah perairan yang berada antara kedalaman 200 meter (sekitar 658 kaki) hingga 1.000 meter (sekitar 3.280 kaki) di bawah permukaan laut.
Baca Juga: 77 Bencana Terjadi di Kota Batu dalam 3 Bulan
Penampakannya di perairan dangkal membuat ikan ini dikaitkan dengan mitos akan datangnya sebuah malapetaka atau bencana besar. Sejumlah kultur yang mempercayai mitos ini seperti Jepang misal yang menganggap ikan ini adalah utusan dari Istana Dewa Laut.
Kehadiran ikan ini di perairan dangkal menjadi pesan bahwa tanda-tanda bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami akan terjadi. Meski begitu, sejumlah ilmuwan telah menolak klaim tersebut. Mereka memastikan itu hanya sebagai cerita rakyat karena tidak ada bukti kuat yang mendukung.
Sejumlah peneliti dari Jepang juga melakukan penelitian terkait relevansi penampakan ikan oarfish ini dengan bencana alam. Hasilnya, lebih dari 220 gempa bumi dari tahun 1928 – 2011, dan lalu membandingkan dengan 336 kasus penampakan ikan yang dilaporkan di media lokal.
Baca Juga: Mendorong Kurikulum Kebencanaan Diterapkan Sejak Dini
“Kami memulai penelitian kami dengan pemikiran bahwa penampakan ikan laut dalam dapat menjadi informasi tambahan untuk pencegahan bencana. Tetapi sekarang kami tahu bukan itu masalahnya,” kata Yoshiaki Orihara, profesor asosiasi Geofisika Bumi Padat di Universitas Tokai.
Sebagai contoh, pada 2017, terlihat pula ada 6 ekor ikan oarfish beberapa hari sebelum gempa bumi dahsyat di Surigao, Filipina. Namun, para ahli telah menyatakan kehadiran mereka dengan bencana alam seperti gempa bumi tidak ada kaitannya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A