MALANG, Tugumalang.id – Tim atlet balap sepeda asal Indonesia berhasil meraih lima medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu di ajang SEA Games 2023. Prestasi ini tak lepas dari peran Dwi Edi Kurniawan (35), salah satu pelatih timnas balap sepeda asal Sumbermajing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang.
Prestasi para atlet di SEA Games ini bahkan melampaui target yang ditetapkan oleh Kemeterian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, yaitu empat medali emas dengan rincian dua emas untuk mountain bike (MTB) dan dua perak untuk road bike.
Bisa mengantarkan para atlet Indonesia berprestasi di kancah internasional merupakan cita-cita Dwi sejak 11 tahun yang lalu. Pada tahun 2012, Dwi pensiun dini sebagai atlet balap sepeda dan bertekad untuk membantu para atlet menorehkan prestasi.
Rela bersepeda dari Sumbermanjing Wetan ke Kota Malang untuk bergabung jadi atlet
Dwi terlahir di keluarga petani. Tidak ada satu orang pun di keluarganya yang menjadi atlet. Sejak kecil, Dwi sering menonton lomba sepeda gunung di televisi. Suatu kali ia melihat pemberitaan di televisi yang menampilkan atlet balap sepeda dari Kota Malang. Dari situ ia mengetahui bahwa kantor Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kota Malang ada di kawasan Velodrome, Sawojajar.
“Waktu kelas 3 SMP, sebulan dua kali saya gowes dari Sumawe ke Kota Malang. Saya gowes hari Sabtu, kemudian tinggal di rumah saudara di Jalan Muharto. Besok paginya saya main ke Velodrome,” tutur Dwi kepada Tugu Malang ID.
Di Velodrome, Dwi bertemu para atlet balap sepeda dan berbincang-bincang dengan mereka. Setelah tiga atau empat kali berkunjung ke sana, barulah Dwi bertemu dengan pelatih bernama Sugeng Tri Hartono.
Kepada Sugeng, Dwi mengutarakan keinginannya untuk menjadi atlet. “Saya ditanyain banyak (oleh Sugeng). ‘Dari mana?’ Sumbermanjing. ‘Mancal?’ Iya. Terus saya cerita kalau saya pengen jadi kayak gini,” kata Dwi.
Melihat tekad Dwi, Sugeng kemudian memberi ia kesempatan untuk berlatih. “Saya dikasih kesempatan. Kalau saya libur sekolah, saya disuruh main ke situ, nanti dipinjami sepeda,” imbuh Dwi.
Itulah awal Dwi bergabung dengan tim atlet Kota Malang. Untuk bisa lebih fokus lagi dalam mengasah kemampuannya, Dwi pindah sekolah yang awalnya di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang ke Kota Malang.
Dwi berkarir sebagai atlet pada tahun 2004 hingga 2012. Pada saat itu, ia sering membawa nama Kota Malang dalam berbagai ajang perlombaan, salah satunya adalah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur. “Porprov dua kali, saya membawa nama Kota Malang dan menyumbang satu medali emas serta dua medali emas,” kata Dwi.
Pensiun dini sebagai atlet balap sepeda dan beralih jadi pelatih
Prestasi demi prestasi ditorehkan Dwi saat menjadi atlet balap sepeda. Akan tetapi, ia justru pensiun dini dan memilih menjadi pelatih. Menurut Dwi, hal ini ia lakukan karena ada ketidakcocokan dengan pelatihnya.
“Saya pensiun dini karena waktu itu saya dikecewakan oleh pelatih. Harusnya saya lolos di timnas, harusnya saya ikut PON, tapi nggak diikutkan. Atlet lain yang (poinnya) di bawah saya yang masuk,” kata Dwi.
BACA JUGA: Penantian 32 Tahun, Timnas Indonesia Raih Emas Sea Games 2023
Sejak itu ia bertekad untuk melatih atlet-atlet lain agar bisa menorehkan prestasi. “Dari situ saya punya angan-angan nggak prestasi sendiri tapi memprestasikan atlet,” ujarnya.
Karirnya sebagai pelatih dimulai sebagai pengurus ISSI Kabupaten Malang. Sebagai pelatih, ia berhasil mengantarkan atlet-atlet balap sepeda di ajang Porprov. Di tahun 2022, ia mendampingi juniornya yang sebelumnya telah meraih medali emas di SEA Games Vietnam.
“Dia minta didampingi saya latihan di Lumajang sampai mengikuti lomba-lomba di Indonesia. Kemudian ada pemanggilan dari Pelatnas,” kata Dwi.
Antar atlet Indonesia di ajang internasional
Pada Agustus 2022, Dwi mendapat panggilan dari timnas untuk mendampingi para atlet di ajang UCI MTB Eliminator World Cup 2022 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Prestasi yang ditorehkan para atlet tersebut cukup memuaskan sehingga Dwi kembali diberi kepercayaan mendampingi atlet balap sepeda di ajang Asian Continental Championship 2022 di Korea Selatan pada Oktober 2022.
“Saya mendampingi tujuh atlet MTB dan alhamdulillah kami membawa pulang empat medali,” kata Dwi.
Oleh karenanya, ia kembali diminta mendampingi para atlet untuk persiapan SEA Games Kamboja yang digelar pada Mei 2023 ini. Ia bersama para atlet melakukan training center (TC) secara intensif dan akhirnya berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan total delapan medali.
“Hasilnya alhamdulillah, terwujud dari World Cup, Asian Championship, dan SEA Games,” ucapnya.
Berharap bisa berlanjut ke Asian Games
Dengan keberhasilan para atlet di SEA Games, Dwi berharap dirinya mendapat kepercayaan lagi untuk melatih para atlet di ajang Asian Games 2026. Informasi yang ia terima, apabila atlet balap sepeda bisa mendapat medali emas di SEA Games, mereka juga akan diberangkatkan ke Asian Games.
“Semoga Kemenpora bisa mengeluarkan SK untuk atlet dan pelatih secepatnya,” harap Dwi.
Di samping itu, ia juga berharap Kabupaten Malang kembali menelurkan atlet balap sepeda yang bisa berlaga di ajang internasional.
“Ayo bareng-bareng lahirkan juga atlet dari Kabupaten Malang. Di SEA Games tahun ini (atlet dari Kabupaten Malang) nggak lolos, tapi tahun kemarin ada atlet road bike yang lolos,” pungkas Dwi.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko