TuguMalang.id – Dunia dikejutkan dengan adanya temuan varian baru dari COVID-19 yakni varian BA.2.75 atau Centaurus. BA.2.75 atau Centaurus. Ini pertama kali ditemukan di India dan telah menyebar di beberapa negara Eropa. Para ahli menyebut bahwa penyebaran dari Centaurus lebih cepat dari varian-varian sebelumnya.
BA.2.75 atau yang dijuluki Centaurus adalah varian Covid yang telah bermutasi sehingga bisa menembus sistem kekebalan tubuh dengan mudah. De Stephen Griffin, seorang ahli virus di University of Leeds, mengatakan: “Ini bisa berarti bahwa virus ini memiliki peluang untuk terus mengembangkan potensinya dibandingkan garis keturunan virus sebelumnya.”
Dia juga menjelaskan bagaimana strain sebagai contoh lain dari kemampuan mengesankan virus untuk mentolerir perubahan protein lonjakan (bagian yang digunakan untuk menginfeksi sel) : “Tahun lalu, banyak yang yakin bahwa varian Delta mewakili puncak evolusi virus, tetapi kemunculan Omicron dan peningkatan besar dalam variabilitas dan penembusan antibodi adalah tanda bahwa kita sebagai populasi tidak dapat mengikuti untuk mengimbangi evolusi virus.”
Dr Tom Peacock, seorang ahli virus di Imperial College London, mengatakan: “Ini bukan mutasi yang tepat, lebih pada jumlah/kombinasinya. Sulit untuk memprediksi efek dari banyak mutasi yang muncul bersama”, “Ini jelas merupakan kandidat potensial untuk apa yang akan datang setelah BA.5. Jika gagal, mungkin hal yang akan kita hadapi selanjutnya, yaitu ‘varian dari varian’. Peacock menambahkan. “Ini jelas tumbuh cukup baik di India, tetapi India tidak mendapat banyak BA.5, dan masih sangat tidak jelas seberapa baik mereka melawan itu [virus].”
Untuk gejalanya tidak berbeda jauh dari varian-varian Covid sebelumnya seperti:
1. Demam tinggi
2. Sesak napas
3. Mudah lelah atau capek
4. Pusing
5. Sakit tenggorokan
6. Diare
7. Kinerja indera penciuman berubah
8. Batuk berkelanjutan
Sementara itu, World Health Organization (WHO) telah meminta berbagai negara untuk berbuat lebih banyak untuk menjangkau orang-orang yang masih belum divaksinasi, dan karenanya berisiko lebih besar dirawat di rumah sakit atau meninggal akibat Covid-19.
Penulis: Muhammad Al-Ghifary Alifananda
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id