MALANG – Pemerintah Kota Malang tengah menggencarkan swab bagi pelajar sebagai antisipasi klaster sekolah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang mencatat terdapat sekitar 10 persen wali murid di Kota Malang menolak swab pelajar itu.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengatakan bahwa swab pelajar yang dimulai sejak September 2021 itu menyasar siswa SD dan SMP. Adapun jumlah siswa SD dan SMP di Kota Malang terdapat sekitar 45 ribu siswa.
“Kita mengarahkan untuk mengisi google form, ada yang gak setuju. Kira kira sekitar 7 hingga 10 persen yang gak setuju swab pelajar itu,” ujarnya, Selasa (19/10/2021).
Menurutnya, swab pelajar sebagai pendukung sekolah tatap muka tersebut memang tidak mewajibkan seluruh siswa mengikuti swab antigen itu. Untuk itu, pihaknya membebaskan pihak siswa untuk ikut atau tidak dalam program swab tersebut.
Suwarjana juga menjelaskan bahwa para pelajar masih diperkenankan untuk mengikuti proses pembelajaran tatap muka di sekolah mesti tidak melakukan program swab pelajar.
“Tentu siswa masih tetap boleh ikut sekolah tatap muka. Sama seperti awal pembelajaran tatap muka kan dulu juga gitu,” ucapnya.
“Izin wali murid terkait pembelajaran tatap muka dulu itu kan yang gak setuju 5 persen. Tapi berjalannya waktu, dari awalnya 5 persen yang gak setuju akhirnya sekarang setuju semua,” imbuhnya.
Pihaknya juga memastikan bahwa sejauh ini belum tampak adanya hasil negatif dari program swab acak bagi pelajar di Kota Malang tersebut. Pihaknya juga akan terus melangsungkan swab pelajar ini demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Reporter: M Sholeh
Editor: Sujatmiko