MALANG – Menjadi bagian dari keluarga kerajaan adalah hal istimewa yang tak dimiliki banyak orang.
Namun menjadi bagian dari keluarga kerajaan Bone justru membuat Andi Muhammad penasaran dengan kehidupan orang-orang biasa.
Inilah salah satu inspirasi yang membuat Andi memilih menjadi tentara alih-alih menjalani kehidupan bangsawan seperti kakeknya ataupun menjadi pengusaha seperti ayahnya.
Andi Muhammad merupakan keturunan dari raja-raja Gowa, Bone, dan Luwu. Namun yang paling melekat di dirinya adalah kerajaan Bone, karena ia cucu dari Andi Mappanyukki, Raja Bone ke-32 yang naik tahta pada tahun 1931.
Tumbuh di kalangan bangsawan, Andi hidup dengan dikelilingi banyak orang yang bekerja untuk dirinya.
“Saya begitu lahir sudah ada yang mengasuh. Saya dulu pegang sapu saja tidak boleh karena pamali. Tapi itu justru menjadi pertanyaan bagi saya. Kenapa saya tidak bisa seperti yang lainnya?” tutur Andi.
Sebagai anggota keluarga kerajaan, ia tidak bisa bebas keluar rumah tanpa ijin. Padahal ia ingin tahu bagaimana kehidupan di luar keluarganya.
Saat duduk di bangku SMAN 2 Makassar, Andi sempat memiliki ketertarikan terhadap kehidupan taruna. Ia melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda dari kehidupan yang selama ini ia jalani.
“Saat kelas dua SMA, saya lihat taruna-taruna yang berkunjung. Mereka lulus dari SMAN 2 Makassar juga. Di situ saya mulai terinspirasi, boleh nggak saya ikut ini?” paparnya.
Meski begitu, ia tidak langsung mendaftar. Bahkan setelah lulus sekolah, ia sempat kuliah di Universitas Hasanuddin.
Setahun kemudian barulah ia mendaftar militer dan langsung lolos. Ia pun berangkat ke Magelang untuk memulai kehidupannya di Akademi Militer.
Rupanya kehidupan di sana tidak semudah bayangan Andi. Dulunya ia terbiasa bersama keluarga dan selalu ada orang yang siap melayani, di militer ia harus mandiri. Bahkan Andi sempat berpikir untuk menyerah.
“Sempat terlintas saya pulang saja lah. Tapi melihat teman-teman juga sedih. Akhirnya timbul rasa kebersamaan,” ujar Andi.
Dalam podcast ini, Andi juga menceritakan pengalamannya yang paling berkesan selama 33 tahun mengabdi pada negara.
Salah satunya adalah saat dikirim ke daerah konflik seperti Timor Timur, Aceh, Papua, hingga ke Kamboja.
Ia juga berbagi ilmu kepemimpinan yang ia peroleh selama berkarir sebagai TNI. Tentunya ilmu ini bisa diterapkan di berbagai bidang, mulai dari sekolah hingga pekerjaan.
Simak selengkapnya dalam Podcast Tugu Inspirasi
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: Jatmiko