Tugumalang.id – Dampak erupsi Gunung Semeru tak hanya menimpa manusia, melainkan juga hewan. Kebanyakan hewan terdampak merupakan hewan ternak milik warga yang mengungsi. Jumlah hewan ternak terdampak tersebut mencapai ribuan yang terdiri dari sapi, kambing, serta unggas.
Oleh karena itu, relawan yang datang ke Semeru bukan hanya relawan untuk manusia, tetapi juga relawan hewan.
Salah satu organisasi yang berangkat ke Semeru untuk membantu hewan terdampak adalah Centre for Orangutan Protection (COP).
Tim relawan segera berangkat menuju lokasi begitu mengetahui adanya bencana dengan membawa kebutuhan hewan yang sekiranya diperlukan.
“Erupsi itu terjadi sekitar pukul 4 sore ya. Jam 8 malam di hari yang sama kami berangkat dari Jogja,” ujar Koordinator Relawan Satwa COP, Satria Wardhana.
“Kami berangkat melalui perjalanan darat. Kami mampir-mampir dulu untuk belanja kebutuhan. Baru kami sampai di lokasi pukul 5 sore keesokan harinya,” jelas Satria.
Aktivitas relawan COP di Semeru dimulai dengan membantu warga mengevakuasi hewan-hewan ternak mereka.
“Hewan-hewan ternak itu kemudian dititipkan di rumah saudara mereka,” kata Satria.
Mereka juga membantu mengobati hewan-hewan yang terluka. Beberapa hewan tersebut mengalami luka bakar akibat terkena debu panas. “Ada dokter hewan dalam tim kami,” ucap Satria.
Selain itu, mereka juga melakukan penyisiran untuk mencari hewan-hewan lain yang belum dievakuasi. Dalam penyisiran tersebut, mereka menemukan banyak bangkai hewan ternak yang tidak sempat diselamatkan.
“Bangkai-bangkai itu kemudian kami bakar. Jika tidak dibakar, takutnya nanti jadi penyakit. Baunya juga akan mengganggu tim relawan lain yang melakukan evakuasi dan pencarian korban hilang,” jelas Satria.
Selain hewan ternak, tim relawan juga menemukan hewan lain seperti kucing, anjing, dan monyet. Sebagian ada yang dipelihara oleh warga, sebagian lagi merupakan hewan liar. Untuk hewan-hewan tersebut, COP hanya memberi makan saja dan membiarkan mereka tetap bebas.
“Nggak semuanya kami evakuasi. Kami lihat dulu kondisi mereka. Jika kelihatannya baik-baik saja dan berada di lokasi yang relatif aman, kami hanya beri makan saja,” ujar Satria.
Selain COP, tim relawan hewan lain yang berangkat ke Semeru adalah Stray Cat Defender (SCD). Komunitas yang berasal dari Malang ini bergabung dengan COP selama di Semeru untuk membantu hewan-hewan terdampak.
SCD berangkat ke Semeru dengan membawa obat-obatan serta peralatan medis yang diperlukan seperti pakan kucing, pakan ayam, serta satu truk pakan hijau untuk ternak.
Kegiatan tim SCD di Semeru juga tak jauh beda dengan COP yakni memberi makan hewan, membakar bangkai hewan yang mati, serta melakukan evakuasi jika diperlukan.
“Sesampainya kami di sana, tim COP langsung datang membantu menurunkan odot (pakan hijau) dari truk,” ujar Anggota tim relawan SCD, Rohmalilla Fanesyadewi.
Pakan tersebut diturunkan di posko pakan ternak yang terletak di rumah warga bernama Kusman di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Di posko tersebut, warga dapat mengambil pakan untuk hewan ternak mereka.
“Donasi pakan sejauh ini ada dari COP, Dinas Peternakan, Persatuan Dokter Hewan Indonesia, kelompok- kelompok peternak di Probolinggo, Malang, dan kota lain,” ujar Satria.
Tim relawan COP berencana membantu hewan terdampak erupsi Semeru selama dua minggu. “Kami harap dalam waktu dua minggu ini, warga dan hewan ternak sudah mulai pulih. Untuk saat inipun, kondisi ternak sudah banyak yang sehat. Mereka hanya butuh bantuan pakan saja,” pungkas Satria.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti