MALANG, Tugumalang.id – Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Barokah milik Pemerintah Desa Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang memiliki inovasi dalam mengumpulkan modal untuk wahana kereta sawah di kawasan wisata Sumber Sira.
BUMDes yang mengelola Sumber Sira sejak tahun 2015 ini berhasil mengumpulkan Rp 460 juta dari 34 warga Desa Putukrejo dan berhasil mewujudkan wahana kereta sawah pada Juni 2023 lalu. Sejak saat itu, mereka juga telah menyalurkan hasil keuntungan dari operasi kereta sawah ke para investor tersebut.
Kepala BUMDes Barokah, Zainur Rozikin mengungkapkan bahwa total modal yang dibutuhkan untuk pengadaan wahana kereta sawah pertama di Malang Raya tersebut mencapai lebih dari Rp 500 juta.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Ajak BUMDesma se-Kabupaten Malang Cegah Kemiskinan Ekstrem
“Sebagian modal disokong oleh Pemerintah Desa Putukrejo melalui penyertaan modal,” kata Zainur saat ditemui Tugu Malang ID belum lama ini.
Sejak beroperasi pada Juni 2023 lalu, wahana kereta sawah yang mematok harga Rp 10 ribu per penumpang ini menghasilkan omzet rata-rata Rp 45 juta per bulan. Ini di luar omzet tiket masuk ke kawasan wisata Sumber Sira.
Laba dari pendapatan kereta sawah tersebut kemudian dibagikan kepada warga yang berinvestasi di wahana tersebut. Setiap Rp 1 juta yang diinvestasikan, rata-rata warga mendapatkan keuntungan sebesar Rp 45 ribu – Rp 50 ribu.
Baca Juga: BUMDes Milik Desa Sanankerto Raih Penghargaan Tingkat ASEAN
“Sehingga kalau mereka menanam Rp 10 juta, mereka mendapatkan sekitar Rp 450 ribu – Rp 500 ribu per bulan,” kata Zainur.
Ia menegaskan bahwa pihaknya rutin memberikan informasi terkait omzet dan laba kepada para investor setiap akhir bulan. Keuntungan dari wahana kereta sawah ini kemudian ditransfer di awal bulan berikutnya.
Menurut Zainur, awal keterlibatan warga ini dimulai ketika pihak BUMDes Barokah melakukan sosialisasi ke warga Desa Putukrejo terkait wahana kereta sawah. Mereka membawa proposal kerja sama dan melakukan presentasi door to door untuk menggaet warga sebagai investor.
Awalnya, mereka menyasar warga kelas menengah ke atas. Akan tetapi, warga yang tertarik untuk menanamkan modal justru berasal dari kelas menengah ke bawah.
“Pendapatan per kapita masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah sekarang secara langsung meningkat dari hasil transfer bagi hasil yang kami lakukan setiap bulan,” kata Zainur.
Selain melibatkan warga sebagai investor dalam wahana kereta sawah, BUMDes Barokah juga memberikan wadah bagi warga untuk membuka usaha makanan dan minuman di kawasan wisata Sumber Sira. Zainur menyebut terdapat 13 warga yang membuka warung di sana dan menyediakan santapan bagi pengunjung.
“Untuk bisa berjualan di sini harus memiliki KTP Desa Putukrejo. Kemudian juga masuk dalam kategori masyarakat kurang mampu,” beber Zainur.
BUMDes Barokah telah berdiri sejak Desember 2015 dan saat ini mempekerjakan total 17 orang karyawan yang merupakan warga Desa Putukrejo. Dengan demikian, selama delapan tahun, BUMDes Barokah telah membantu meningkatkan perekonomian puluhan warga Desa Putukrejo, baik dengan mempekerjakan mereka, memberi wadah untuk berdagang, serta berinvestasi.
Unit usaha utama BUMDes ini adalah wisata Sumber Sira, yakni wisata alam sumber mata air yang bisa digunakan untuk berenang. Usaha lain yang dijalankan oleh BUMDes Barokah adalah cuci motor, kafe, dan jasa pengambilan sampah.
“Jasa pengambilan sampah ini nanti akan diprogramkan untuk pengolahan sampah,” imbuh Zainur.
Di tahun 2022, BUMDes Barokah berhasil mendapatkan omzet sebanyak RP 364 juta dengan laba bersih di angka Rp 147 juta. Di tahun 2023, omzet BUMDes Barokah melesat hingg lebih dari dua kali lipat.
Hingga November 2023, omzet BUMDes Barokah telah mencapai angka Rp 870 juta dengan laba bersih mencapai Rp 400 juta. “Sebanyak 50 persen dari laba bersih yang diterima akan menjadi pendapatan asli desa yang akan digunakan untuk pembangunan desa,” ujar Zainur.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A