Tugumalang.id – Tak terasa sudah 76 tahun kita menikmati kemerdekaan, menghirup udara kebebasan atas penjajahan yang pernah bangsa ini alami sekitar 350 tahun. Pahit getirnya perjuangan para pendahulu menjadi kisah tak terlupakan bagi anak cucu.
Oleh karena itu, beragam perayaan serentak digelar di seluruh pelosok negeri untuk mengenang jasa para pahlawan. Teks Proklamasi yang pernah dibacakan bung Kurno, kini kita proklamirkan kembali. Namun, ternyata ada beberapa fakta mengejutkan dibalik layar kemerdekaan yang belum banyak orang ketahui. Apa saja itu? Simak uraian berikut ini.
1. Hari Berduka
Pada tanggal 17 Agustus yang diperingati sebagai hari kemerdekaan, ternyata sekaligus tanggal berduka. Pada tanggal tersebut pencipta lagu Indonesia Raya, WR Soepratman (1937) meninggal dunia, termasuk pencetus Ilmu Bahasa Indonesia, Herman Neubronner van deer Tuuk (1894) juga wafat.
2. Bung Karno Sakit
Pada 17 Agustus 1945, tepatnya dua jam sebelum proklamasi kemerdekaan, presiden Soekarno ternyata jatuh sakit. Suhu badannya meninggi saat sedang tidur. Dan, setelah diperiksa oleh dokter, beliau didiagnosis mengidap malaria tertiana. Hal itu disebabkan karena bung Karno berjuang menyusun naskah proklamasi semalaman di rumah Laksamana Maeda.
3. Bung Rarno Makan Sate Dekat Got
Setelah Soekarno dinobatkan menjadi presiden Republik Indonesia (RI). Bung Karno merayakannya dengan membeli sate 50 tusuk lalu menyantapnya sambil duduk jongkok di dekat got dan tong sampah.
4. Naskah Asli Proklamasi Dibuang ke Tempat Sampah
Banyak cerita sejarah mengatakan bahwa naskah asli proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno sendiri ditemukan dibuang di tempat sampah. Naskah itu ditemukan oleh wartawan BM Diah. Ternyata naskah asli itu yang sebelumnya sudah disalin oleh Sajuti Melik.
Setelah merasa tidak memerlukannya lagi, Bung Karno membuangnya. BM Diah memutuskan menyimpan naskah tersebut selama 49 tahun lamanya dan akhirnya diserahkan ke museum Arsip Nasional pada tahun 1992.
5. Tiang Bendera Menggunakan Bambu
Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945 diselenggarakan sangat sederhana. Tiang yang digunakan untuk mengerek bendera dari bambu yang dipotong secara kasar, lalu ditanam beberapa menit sebelum acara. Katrolnya konon terbuat dari gelas bekas sahur Moh. Hatta.
Tidak ada musik dan protokol, mikrofonnya dipinjam dari toko elektronik. Sementara bendera merah putih yang sudah disiapkan sehari sebelumnya oleh Fatmawati ternyata terlalu kecil, sehingga beliau memutuskan untuk menjahit bendera kebangsaan dari seprai putih yang ada di rumahnya dan kain merah yang dibeli seharga 500 sen dari tukang soto.
6. Film Foto Upara Proklamasi Dirampas Jepang
Detik-detik proklamasi hanya didokumentasikan oleh wartawan kakak beradik Frans Mendur (dari Harian Asia Raya) dan Alex Mendur (dari Domei). Setelah acara usai, ternyata tentara Jepang mendatangi mereka untuk merampas filmnya.
Meskipun foto yang diabadikan Alex terlanjur dirampas saat tengah dijemur, beruntungnya foto yang sempat diabadikan Frans terlebih dahulu dikubur. Foto itu dibiarkan sembari menunggu keadaan aman di bawah pohon halaman kantor Asia Raya. Dia bahkan berbohong kepada tentara Jepang bahwa filmnya sudah diambil Barisan Pelopor.
7. Suara Sukarno Hasil Rekaman
Suara Soekarno saat tengah pembacaan teks proklamasi yang beredar saat ini sebenarnya rekaman ulang yang dilakukan di studio Radio Rekaman Republik Indonesia tahun 1951, karena pada tahun 1945 teknologi masih belum begitu canggih, belum bisa merekam video dan suara.
Reporter : Qonita Aulia
Editor : Herlianto. A