Oleh: drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM*
11 desember 2003 kantor berita Reuters Inggris memberitakan tentang penemuan koin-koin misterius asal Banten Jawa Indonesia. Koin-koin itu ditemukan di dalam lumpur di tepian sungai Themes London. Menurut para ahli di The British museum, penemuan koin-koin ini merupakan penemuan pertama dan satu-satunya di London.
Jika kita membuka buku catatan sejarah, dari sekian banyak kerajaan atau kesultanan yang pernah ada di Nusantara, maka kesultanan Banten inilah salah satunya yang pernah ada. Menurut HJ De Graaf dalam bukunya kerajaan-kerajaan Islam pertama di Jawa, bahwa kerajaan Banten berdiri pada abad ke 16.
Adalah Beliau Sunan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syekh Syarif Hidayatullah telah mendirikan kerajaan Banten Bersama anaknya Hasanuddin yang sebelumnya dikuasai Kerajaan Sunda dan bersekutu dengan Portugis. Tahta kesultanan diberikan kepada putra beliau Pangeran Maulana Hasanuddin dan di bawah kepemimpinan beliaulah kesultanan Banten mengalami perkembangan yang luar biasa.
Salah satu yang dilakukan Pangeran Maulana Hasanuddin adalah dengan membangun Pasar, Alun-alun dan Masjid Jamik, hal ini sama persis seperti yang di lakukan oleh Rasulullah Ketika hijrah ke Madinah.
Ada 3 hal yang dilakukan Rasulullah Ketika Hijrah ke Madinah, yakni:
1). Membangun Masjid, ini adalah symbol dari keimanan dan ketauhidan kita sebagai manusia terhadap Allah SWT,
2) Mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan Ansor, sebagai bentuk ukhuwah Islamiyah dan Kebersamaan dan
3). Membangun pasar, sebagai symbol dari aktifitas kehidupan duniawi yang memang integral dengan kebutuhan dasar manusia. Hal itu dilakukan oleh Pangeran Maulana Hasanudin Ketika memerintah Kesultanan Banten.
Bahkan yang cukup menarik adalah penemuan dari The British Museum London, mereka menemukan kumpulan koin mata uang Kesultanan Banten yang sempat dirilis pada tahun 2003 silam.
Bahwa ternyata di tahun 1682 ada duta besar (utusan) kesultanan Banten yang melakukan kunjungan diplomasi ke Inggris. Di zaman itu dengan segala keterbatasannya kesultanan Banten sudah memiliki tata Kelola bernegara yang tidak kalah modern nya dengan tata Kelola bernegara di zaman sekarang.
Jika kita lihat secara mendalam kemajuan dan kemakmuran sebuah negara itu selalu ada sosok pemimpin yang mumpuni di dalamnya. Seorang pemimpin yang mampu menjadikan kepemimpinannya untuk menghasilkan kemajuan dan kemakmuran.
Karakter kepemimpinan ini semakin mengkristal sejak Pangeran Maulana Hasanuddin dan Sunan Gunung Jati (Syekh syarif Hidayatullah) pergi berhaji ke Makkah, karakter leadershipnya semakin tampak dengan jelas, sebuah karakter leadership sebagaimana yang dicontohkan Rasullah SAW yang beliau dapatkan dari berguru kepada para ulama selama beliau berhaji di Makkah.
Pangeran Maulana Hasanuddin ini memiliki atribut dan karakter seorang Leader, yakni:
1. Army Values, beliau mempresentasikan nilai-nilai kemiliteran dan keprajuritan.
2.Warior ethos, memiliki etos keprajuritan.
3. Mental Agility, mentalitasnya agile terhadap perubahan dan situasi yang terjadi.
4. Domain Knowledge, dia memliki wawasan yang memadai untuk mengembangkan kesultanannya, oleh karenanya Kerjasama dengan kerajaan inggrispun di lakukan olehnya.
5. Communicates, dia memiliki kemampuan untuk berdiplomasi yang tinggi.
6. Phisically Fit, fisiknya kuat dan memiliki ketahanan otot yang memadai dalam perjuaangannya.
7. Get Result, selalu berorientasi pada pencapaian tujuan atau selalu mencari cara untuk mendapatkan tujuannya, contohnya dengan Beliau membangun Pasar, Masjid dan alun-alun saat itu sebagai symbol kemakmuran sebuah negara.
Bangsa kita kaya akan teladan kepemimpinan, bahkan sebelum lahirnya Negara Kesatuan republik Indonesia telah banyak kerajaan dan kesultanan yang lebih dulu hidup dan bertumbuh di Nusantara ini. Semoga kita bisa meneladani.
*Founder RSU Wajak Husada