Tugumalang.id – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, memberikan beasiswa dan modal kerja kepada Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (Maba UB). Beasiswa itu diberikan pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA).
Mahasiswa yang beruntung itu bernama Ferdian, mahasiswa yatim piatu asal Lamongan, Jawa Timur. Beasiswa diberikan selama Ferdian menempuh pendidikan di UB, termasuk nantinya melanjutkan kontrak kerja ke perusahaan Bahlil.
Samuel dari Fakultas Hukum (FH) yang berasal dari Ambon juga mendapatkan beasiswa. Selain itu Bahlil juga menawarkan modal kerja sebesar Rp 50 juta dan beasiswa pribadi kepada Andre mahasiswa difabel dari Fakultas Ilmu Komputer kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT). Modal tersebut digunakan untuk memulai merintis usaha di bidang aplikasi yang dia impikan.
Bahlil mengatakan bahwa seluruh mahasiswa yang diterima di UB patut bersyukur karena diterima di salah satu universitas terbesar di Indonesia. Tidak mudah untuk dapat diterima di UB, apalagi siswa dari daerah.
Hal tersebut dikarenakan siswa dari daerah harus berjuang untuk bersaing dengan siswa dari kota besar yang berlatar belakang lebih baik dari segi kehidupan, lingkungan dan ekonomi.
“Kalian harus memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri. Seorang mahasiswa harus beda dengan siswa pada jenjang di bawahnya,” tuturnya.
Bahlil mengatakan berbagai materi dan teori dari dosen di kelas hanya tiga puluh persen. Sisanya harus dicari sendiri oleh mahasiswa di luar kelas. Salah satu yang paling penting adalah jiwa leadership atau kepemimpinan. Kepemimpinan ini adalah bagian terpenting yang nantinya mampu membuat seseorang berbeda dengan yang lain.
Baca Juga: Polemik Pembekuan EM Universitas Brawijaya, Diduga Buntut Aksi Demo
“Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus bukan suatu jaminan jika tidak dibarengi dengan jiwa kepemimpinan yang baik,” jelas Bahlil.
Bahlil menambahkan pada saat masuk di perguruan tinggi, hal pertama yang dia cari adalah masuk ke dalam organisasi. Kemudian dia masuk di salah satu organisasi yaitu HMI.
Di sana dia belajar banyak tentang apa itu kepemimpinan atau leadership. IPK saya tidak sampai tiga, tetapi allhamdulilah saya memiliki banyak karyawan yang ber-IPK di atas tiga.
“Berdasarkan pengalaman tersebut makanya saya berpesan agar kalian bukan hanya memperoleh IPK atau nilai yang baik, akan tetapi juga terus pelajari dan dapatkan jiwa leadership dari berbagai organisasi yang baik di dalam kampus,” kata Menteri asal Papua tersebut.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A