Tugumalang.id – Para pemuda yang tergabung dalam gerakan Masif (Muda Inklusif) melakukan refleksi kemerdekaan Republik Indonesia secara serentak di 7 kota pada Kamis (16/8/2023) dini hari. Mereka menyuarakan pesan Pemilu damai untuk pesta demokrasi yang bakal digelar pada 2024 mendatang.
Tepat pukul 00.00 WIB, refleksi kemerdekaan itu dimulai di Malang, Yogyakarta, Jakarta, Bengkulu dan Padang. Gerakan ini juga dilakukan di Denpasar dan Banjarmasin pada pukul 00.00 WITA.
Spirit Rengasdengklok menjadi pemantik bagi anak anak muda yang tergabung dalam gerakan Masif melakukan refleksi kemerdekaan Republik Indonesia itu.
Baca Juga: Andika Perkasa Nyatakan Siap Jadi Cawapres Dampingi Ganjar Pranowo di Pemilu 2024
Penculikan yang dilakukan generasi muda yang diwakili Sukarni dan kawan kawan pada 16 Agustus 1945 terhadap Soekarno-Hatta agar kemerdekaan Indonesia segera diproklamirkan menjadi semangat tersendiri bagi para pemuda Masif.
Wakil Koordinator Nasional Masif, Baikuni Alshafa yang memimpin langsung refleksi kemerdekaan di Malang dengan didampingi Koordinator Wilayah Masif Jawa Timur, Wilda Kumala Sari.
Alsha, sapaan akrab Baikuni Alshafa memberikan pengantar dengan penuh semangat di hadapan para pemuda dari berbagai elemen di Malang Raya.
“Generasi muda memang harus berani mengambil peran. Kalau perlu merebutnya,” kata Alsha.
Wilda kemudian membacakan 3 poin refleksi kemerdekaan tersebut. Pertama, pesan kepada pemerintah saat ini untuk lebih fokus menyelesaikan pengentasan problem kemiskinan, lingkungan hidup dan kualitas demokrasi.
“Pesan kami yang kedua, kontestan Pemilu 2024, baik itu partai politik atau capres dan cawapres agar mengedepankan politik nilai. Hindari politik uang. Penting juga kiranya untuk meminimalisir perpecahan karena politik identitas,” lanjut Wilda.
Baca Juga: KPU Kota Batu Rapatkan Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024
Ketiga, mahasiswa pasca sarjana UGM itu juga menyampaikan pesan untuk penyelenggara Pemilu 2024. Dia berpesan agar Pemilu 2024 digelar dengan damai.
“Jaga agar pemilu damai. Itu dimulai dengan netralitas penyelenggara. Mereka perlu juga menjaga demokrasi yang berkeadaban,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional Masif, Abdul Musawir Yahya menambahkan bahwa mulanya refleksi direncanakan berlangsung di lima kota.
“Tapi kemarin, beberapa anak muda di Denpasar dan Bengkulu menyatakan keinginan untuk bergabung dalam gerakan ini. Semua didasarkan spirit yang sama, Rengasdengklok,” ujarnya.
Menurutnya, anak muda memang harus berani mengambil peran untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
“Saat ini perjuangannya adalah mengisi kemerdekaan. Apabila golongan tua dianggap gagal atau belum sukses, maka saatnya memberikan ruang lebih kepada generasi muda,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A