Tugumalang.id – Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang disebut membekukan seluruh program dan kegiatan Eksekutif Mahasiswa (EM) UB. Pembekuan itu diduga buntut dari beberapa aksi demonstrasi EM UB yang dinilai mencoreng nama kampus.
Presiden EM UB, Rafly Rayhan, mengatakan bahwa pihaknya menduga pembekuan itu dilatarbelakangi oleh beberapa aksi demo EM UB yang dinilai mengancam nama baik kampus biru itu.
Salah satunya yakni aksi penolakan penyematan gelar Doctor Honoris Causa (HC) kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, di UB beberapa waktu lalu. Kemudian aksi demo usut tuntas Tragedi Kanjuruhan hingga aksi demo penolakan UU Cipta Kerja yang juga diikuti EM UB.
Baca Juga: Erick Thohir Terima Gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa dari Universitas Brawijaya
“Terbaru kami mengkritik UB ketika mendapat predikat terbaik dari Kementerian Pendidikan dalam penanganan kasus kekerasan seksual di Indonesia,” kata Rafly.
Rafly mengaku bahwa pihaknya pernah diancam akan dipidanakan usai mengkritisi soal penanganan kekerasan seksul di lingkungan kampus UB pada 2022 lalu.
“Tahun lalu kami mengkritik penanganan kasus kekerasan seksual dan kami dipanggil, kemudian di ancam akan dilaporkan pidana,” bebernya.
“Kami punya datanya, berapa banyak kasus yang kemudian ditutup paksa oleh oknum yang ada di UB,” imbuhnya.
Baca Juga: Rekomendasi Hotel Dekat Kampus Universitas Brawijaya Malang
Dikatakan, EM UB juga diminta untuk tertib dan mentakedown atau menghapus kritikan-kritikan yang telah diunggah di media sosial. Kemudian kata dia, Wakil Rektor III UB membekukan seluruh program EM UB pada 5 Juni 2023 lalu.
“Ini membuat kami marah. Beliau menganggap apa yang kami lakukan tidak produktif dan mencemarkan nama baik kampus,” ujar Rafly.
Dia menilai kebebasan mahasiswa telah diberangus. Untuk itu, pihaknya menuntut Wakil Rektor III untuk meminta maaf secara terbuka kepada mahasiswa atau melakukan tantangan debat terbuka dihadapan mahasiswa.
Sementara itu, Wakil Rektor III UB, Dr Setiawan Noerdajasakti, menanggapi kabar pembekuan EM UB itu dengan gurauan. Dia menyebut bahwa pembekuan hanya ada di dalam kulkas.
“Pembekuan itu hanya ada di kulkas, jadi kita memasukkan air di dalam kulkas, beku. Pembekuan hanya di dalam kulkas,” kata dia dengan tertawa.
Disinggung soal dugaan penghambatan penanganan kekerasan seksual di kampus yang dikritisi EM UB, Setiawan membantah hal itu. Menurutnya, tidak ada penghambatan penanganan kekerasan seksual di kampus UB.
“Tidak ada, (penanganan) kekerasan seksual apa yang dihambat. Semua mahasiwa UB baik-baik. Sebab sejak masuk mereka telah dibekali pendidikan, mental, kebangsasaan hingga norma etika,” jelasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya siap menerima mahasiwa UB yang hendak menyampaikan hal apapun. “Kami proaktif untuk membina mahasiswa,” ujarnya.
Di sisi lain, Rektor UB, Prof Widodo juga membantah adanya pembekuan aktivitas maupun program yang dilakukan EM UB.
“Pembekuan tidak ada itu, nanti diskusi dengan WR III. Tidak ada pembekuan,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A