MALANG, Tugumalang.id – Satu lagi proposal penelitian tim dosen Unisma (Universitas Islam Malang) yang berhasil lolos pendanaan program Matching Fund Kedaireka Kemendikbudristek RI tahun 2023.
Proposal itu berjudul Design Telur Fungsional Rendah Kolesterol dengan Konsep Zero Waste Farming System pada Dunia Industri Melalui Implementasi Probiotik Lactobacillus Salivarius.
Riset yang diketuai oleh Ir. Brahmadhita Pratama Mahardhika, S.Pt, M.Si, IPP dari Fakultas Peternakan itu bermitra dengan Koperasi Tani Nusantara.
Brahmadhita menyampaikan, pasca pelarangan penggunaan AGP sejak 1 Januari 2028, produktivitas ternak menurun begitu juga dengan kesehatannya.
Baca Juga: Dosen Fakultas Peternakan Unisma Kembangkan Inovasi Formula Probiotik Ayam Broiler
Pelarangan penggunaan AGP juga berdampak pada rendahnya kecernaan protein yang mengakibatkan penumpukan protein excreta (kotoran unggas) penyebab pencemaran lingkungan karena akan terkonversi menjadi amonia (NH3).
Salah satunya, dialami Mitra Koperasi Tani Nusantara. Sebagai industri dalam bidang peternakan ayam petelur, koperasi ini terkendala dalam pencemaran lingkungan. Karena timbulnya bau tidak sedap akibat gas amonia yang disebabkan oleh penumpukan excreta selama pemeliharaan.
Selain itu, Mitra koperasi Tani nusantara juga ingin melakukan pengembangan produk yang berfokus pada kesehatan konsumen. Bahkan sejak tahun 2008 memproduksi telur bebas AGP.
Baca Juga: Berkolaborasi dengan BRIN, Dosen Farmasi FK Unisma Turut Serta Pengembangan Sediaan Vaksin
Hasil inovasi ini, berupa produk probiotik herbal Lactobacillus salivarius yang mampu menurunkan kadar kolestrol, lemak telur ayam dan menurunkan emisi amonia lingkungan kandang, selain itu juga dapat dijadikan salah satu starter pembuatan pupuk kandang sehingga akan menghasilkan sistem zero waste.
“Produksi telur fungsional bebas AGP, tinggi protein dan rendah kolesterol akan menghasilkan telur dengan harga jual tinggi yaitu 3 kali lipat dari harga telur normal terlebih jika dikemas dan dipasarkan dengan sangat baik,” ujarnya.
Produk telur fungsional ini, kata Brahmadhita, ditargetkan pada masyarakat yang aware terhadap kesehatan dan atau masyarakat berkebutuhan produk kesehatan khusus. Di antaranya, masyarakat yang memiliki masalah kesehatan berupa penyakit jantung, atheroskleriosis, hipertensi dan lain sebagainya.
Dengan begitu, implementasi probiotik Lactobacillus salivarius dalam industri ayam petelur dapat menjawab tantangan nasional khususnya pada bidang lingkungan dan kesehatan karena selain menghasilkan telur fungsional rendah kolesterol dan tinggi kolesterol juga dapat memperbaiki pencemaran lingkungan akibat gas amonia dari akumulasi excreta (kotoran unggas).
Penelitian ini mendapat pendanaan dari Kemendikbudristek sekitar Rp458 juta, serta dana Mitra In-Cash mencapai Rp904 juta. Serta dana Mitra In-Kind Rp348 juta.
Rektor Unism Prof Maskuri MSi mengapresisi pencapaian ini. Menurutnya, ini adalah bentuk nyata dukungan dari Kemendikbudristek Dikti untuk menciptakan kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia usaha dunia industri.
Sekaligus, menjawab tantangan di dalam dunia industri serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Luaran utama yang dicapai dalam program ini adalah peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU). Di antaranya, IKU 2 dengan keterlibatan mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus berupa magang selama 8 bulan di Koperasi Tani Nusantara.
Kemudian, peningkatan IKU 3, 4 dan 5 di mana dosen dapat melakukan kegiatan dan pengalaman di luar kampus. Tim dosen juga dapat menghadirkan tim lapangan mitra untuk memberikan materi kepada mahasiswa dan produk hasil inovasi dosen dapat diterapkan di masyarakat dan industri.
“Dengan begitu, pencapaian-pencapaian ini juga selaras dengan implementasi Unisma menuju Entrepreneur University. Melalui penerapan kurikulum MBKM bersama wirausaha, dunia usaha dan dunia industri yang orientasinya sudah pada profit oriented. Maka, dengan temuan yang dilakukan peneliti bersama mitra ini kami support, kami berikan apresiasi,” tutupnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A