LUMAJANG – Proses pemulihan pasca bencana erupsi Gunung Semeru terus dilakukan. Salah satu pemulihan yang sedang digodok adalah konektivitas antara dua kecamatan terdampak di Kabupaten Lumajang, yakni Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
Satu-satunya penghubung dua wilayah itu adalah Jembatan Gladak Perak yang kini sudah habis tak tersisa akibat diterjang lahar dingin pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu. Hasil survey dari Yon Zipur V Kepanjen, di lokasi yang sama tidak bisa dibangun jembatan bailey atau jembatan gantung.
Menurut Wadanyon Zipur V Kepanjen, Mayor Czi Muhammad Wirawan menuturkan, dari aspek bentangan, ketinggian dan kondisi medan disana sudah tidak memungkinkan. Sebab itu, hingga hari ini pihaknya masih mencari berbagai alternatif.
Salah satu alternatif paling dimungkinkan adalah dengan membuka jalan via Kecamatan Tempursari – Kecamatan Pasirian. Tepatnya di Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari.
”Hanya itu yang mungkin untuk membangun akses darurat sementara. Rute kesana sudah kami survei dan kami laporkan ke pimpinan,” kata Wirawan pada reporter, Senin (13/12/2021).
Kebutuhan akses penghubung ini dirasa penting. Yon Zipur V Kepanjen yang bertugas di wilayah Pronojiwo banyak menyerap keluhan warga yang kesulitan mendistribusikan hasil pertanian mereka karena Jembatan Gladak Perak telah terputus.
”Di masa sulit seperti ini warga banyak berhadap agar roda perekonomian mereka dapat terus berjalan. Sepekan ini, mereka tidak bisa menjual hasil panen mereka ke arah Lumajang,” paparnya.
Saat ini, rekomendasi pembukaan jalan alternatif masih diusulkan. Jalan ini sendiri dulunya kata dia pernah dibangun namun terputus karena abrasi laut pada sekira tahun 2014.
Selebihnya, jalan penghubung ini hanya bisa dilalui kendaraan roda 2 khusus jenis motor trail mengarah ke perbukitan. Hingga saat ini, jalan ini pun tidak bisa dilalui kendaraan standar dan roda empat.
Nantinya, jika usulan ini disetujui, maka pihaknya akan mengerahkan akat berat untuk melakukan pelebaran hingga pengerasan jalan. Dengan begitu, roda perekonomian warga bisa kembali tergerak meski masih dalam masa waspada.
Lebih lanjut, terkait kondisi medan sendiri yang ada di Gladak Perak memiliki kedalaman atau tinggi kurang lebih 70 meter lebih dan bentangan panjang jembatan mencapai 192 meter. Kondisi seperti itu tidak memungkinkan jembatan memakai pondasi pilar karena akan terkikis lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Jatmiko