MALANG – Narasi Halal City menjadi perbincangan hangat di Kota Malang. Kritikan melalui spanduk bertuliskan ‘Malang Tolerant City Not Halal City’ juga tampak terpampang di halaman Balai Kota Malang, DPRD Kota Malang dan Monumen Tugu Kota Malang.
Menanggapi polemik Halal City tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji membantah bahwa dirinya pernah melontarkan pernyataan soal Halal City. Dia mengaku tak pernah mengucapkan kata Halal City.
“Saya tidak pernah membuat statment statment yang aneh aneh, sehingga ada yang namanya Halal City. Yang saya sampaikan di setiap kesempatan itu adalah berkaitan the features Kota Malang, salah satu di antaranya Malang halal,” kata Sutiaji, yang alumnus Ponpes Bahrul Ulum Jombang ini.
Menurut mantan aktivis PMII Komesariat UIN Malang ini, Malang halal merupakan konsep untuk mewujudkan center of halal tourism. Dimana, mayoritas wisata di Kota Malang menurutnya adalah wisata kuliner. Sehingga perlu adanya jaminan kenyamanan wisatawan dalam berwisata melalui pengembangan wisata halal.
“Ini saya ambil sesuai dengan Undang Undang tentang Pariwisata. Jadi ini bukan kebijakan kota saja, ini kebijakan nasional,” ujar Sutiaji, yang juga pengagas Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) yang kini menjadi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Untuk itu, dia berharap tak ada diksi berlebihan atas ungkapkan terkait Malang halal tersebut hingga menjadi polemik di Kota Malang.
Dia mengatakan bahwa salah satu poin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang bahkan juga mengedepankan nilai toleransi dalam keberagaman.
Reporter: M Sholeh
Editor: jatmiko