Malang, Tugumalang.id – Universitas Islam Malang (Unisma) mengukuhkan tiga guru besar lintas disiplin pada 2025. Pengukuhan dilakukan lewat upacara akademik yang digelar di Gedung Bundar Al Asy’ari pada Rabu (5/2/2025).
Adapun, 3 profesor yang dikukuhkan ialah Prof. Dr. Ir. Usman Ali, M.P. (Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak), Prof. Dr. Ir. Anis Sholihah, M.P. (Pengelolaan Bahan Organik dan Rekayasa Kualitas), serta Prof. Dr. Ir. Eko Noerhayati, M.P. (Teknik Pengairan).
Pengukuhan yang juga dihadiri perwakilan LLDikti Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, MM itu mendapat apresiasi positif. Menurut Dyah, ini menjadi pencapaian Unisma kesekian kalinya yang dapat memperkuat posisi Unisma di kancah nasional maupun internasional.
Baca Juga: Menuju World Class University di 2027, Unisma Tancap Gas Lahirkan Guru Besar
”Dengan bertambahnya tiga profesor di Unisma ini, saya sangat bangga. Dengan bertambahnya tiga profesor ini, saya yakin Unisma akan semakin mampu membawa perubahan, menghasilkan SDM unggul, dan berkontribusi bagi pembangunan nasional,” kata Prof. Dyah.

Sementara, Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd, Ph.D., menambahkan jika gelar guru besar yang didapat bukan hanya sekadar pencapaian akademik, tapi merupakan tanggung jawab besar.
Ia berharap riset unggulan dari para profesor ini dapat membantu program pemerintah. Mulai swasembada pangan, stabilisasi harga bahan pokok, serta pengentasan stunting.
“Kini, tanggung jawab berikutnya menanti. Saya berharap kita semua dapat menghasilkan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat,” tegas Prof. Junaidi.
Prof Jun menegaskan jika ke depannya, riset yang dikembangkan di Unisma sudah seharusnya beririsan atau membawa implikasi kepada pemerintah daerah, UMKM, serta industri untuk menghasilkan solusi konkret, terutama dalam hal tantangan ketahanan pangan.
Dengan pengukuhan tiga profesor ini, Unisma semakin memperkuat posisinya sebagai universitas yang berorientasi pada riset dan inovasi. Ke depan, hasil-hasil penelitian ini akan diarahkan pada hilirisasi dan komersialisasi, bekerja sama dengan dunia usaha dan industri (DUDI).
“Kami ingin Unisma menjadi Entrepreneurial University, di mana hasil riset bisa langsung diterapkan di lapangan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Prof. Junaidi.
Baca Juga: Tambah Dua Guru Besar Bidang Peternakan, Rektor Unisma Dorong Percepatan Gubes Baru
Sebagai informasi, ketiga profesor yang dikukuhkan menghadirkan penelitian inovatif yang berpotensi besar bagi pembangunan pertanian dan peternakan di Indonesia. Pertama, Prof. Usman Ali meneliti Complete Feed sebagai solusi penyediaan nutrisi optimal untuk kelinci, yang dapat meningkatkan efisiensi pakan berbasis limbah agroindustri.
Menurutnya, potensi limbah agroindustri di Malang Raya dan Kota Batu terbilang besar hingga mencapai 3.015–5.230 kg/hari. Dengan pemanfaatan yang tepat, seharusnya bisa menciptakan pakan berkualitas tinggi untuk ternak non-ruminansia, seperti kelinci.
”ni bisa menjadi solusi bagi peternak dalam meningkatkan produksi dengan biaya yang lebih rendah. Inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi peternakan tapi juga mendukung program ketahanan pangan nasional,” jelas guru besar Fakultas Peternakan, Unisma itu.

Sementara profesor kedua, Prof. Anis Sholihah meneliti terkait rekayasa kualitas residu tanaman guna meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen di tanah. Ia berupaya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan menjaga kesuburan lahan.
“Saya prihatin dengan meningkatnya degradasi lahan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia berlebihan. Dalam riset ini, saya kembangkan strategi mencampur residu tanaman berkualitas tinggi dan rendah untuk meningkatkan kandungan nitrogen tanah secara alami,” ungkap Pro guru besar bidang Ilmu Kepakaran Pengelolaan Bahan Organik dan Rekayasa Kualitas, Fakultas Pertanian, Unisma itu.
Sejauh ini, hasil risetnya menunjukkan adanya peningkatan efisiensi penggunaan nitrogen hingga 51,48%, serta peningkatan serapan nitrogen oleh tanaman jagung hingga 50,50%.
Sementara, Prof. Eko Noerhayati, profesor ketiga yang dikukuhkan mengembangkan pintu air irigasi otomatis berbasis IoT dengan kendali Maximum Power Point Tracking Photovoltaic (MPPT PV). Teknologi ini telah meraih Gold Award dan Best of the Best Award dalam kompetisi inovasi internasional di Malaysia.
Sistem irigasi ini didukung oleh tenaga surya dan dikendalikan melalui Internet of Things (IoT), sehingga lebih efisien dan hemat energi. Teknologi ini sudah diajukan untuk paten dan siap diuji coba di lahan pertanian pada tahun 2025,” terang.
Ia berharap inovasi ini dapat membantu petani mengoptimalkan distribusi air secara otomatis, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi pemborosan air.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Redaktur: jatmiko