MALANG, tugumalang.id – Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) baru saja mengukuhkan dua guru besar (gubes) Fakultas Peternakan. Mereka adalah Prof Dr Ir H Badat Muwakhid MP IPM dan Prof Dr Ir Hj Mudawamah MSi IPM ASEAN Eng, pada Sabtu (9/8/2024).
Prof Badat Muwakhid dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Sementara Prof Mudawamah dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Genetika dan Pemuliaan Ternak.
Keduanya merupakan dua guru besar pertama di Fakultas Peternakan Unisma. Sekaligus guru besar ke-23 dan 24 di Unisma. Artinya, pengukuhan ini menjadi sebuah kebanggaan sekaligus pemantik semangat kampus dalam mendorong peningkatan reputasi dan juga keilmuan.
Rektor Maskuri menyebut, guru besar, adalah salah satu elemen dalam mengupgrade kualitas SDM Unisma, terutama di milestone Entrepreneur University ini. Perannya dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi sebagai pengabdi dan para peneliti tidak bisa dikesampingkan.
Baca Juga: Kaji Inovasi Pembelajaran MBK, Prof Luluk Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Unisma
“Kita memiliki laboratorium yang sangat lengkap di Jengglong. Dengan adanya profesor baru ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan laboratorium tersebut,” ujarnya.
Dikatakan Maskuri, kedua guru besar ini sama-sama membahas topik yang menarik dan berkesinambungan. Dimana salah satunya, berbicara mengenai pakan ternak dan satu guru besar lain tentang pengembangbiakan ternak.
Dengan begitu, inovasi ini dirasa mampu berkontribusi mengatasi beberapa masalah di peternakan.
Ke depan, pihaknya terus mendorong upaya percepatan guru besar. Tahun ini, pihaknya menargetkan akan ada 5 sampai 10 guru besar baru.
“Sudah ada sekitar 60 dosen yang dipanggil untuk membuat surat pernyataan agar mencapai jabatan guru besar. Kita sudah siapkan tim untuk percepatan menuju jurnal terakreditasi Scopus dan kelengkapan administrasi lain. Tahun 2024, kami target mengukuhkan 5 sampai 10 guru besar,” tukasnya.
Dalam pidatonya, Prof Badat menyampaikan orasi ilmiah berjudul ‘Optimalisasi kualitas limbah pertanian sebagai bahan pakan melalui proses fermentasi’.
Penelitiannya, berfokus pada perbaikan pakan dari proses fermentasi. Dari proses ini hasilnya lebih berkualitas. Kandungan nutrisi pakan lebih bagus. Sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak.
“Limbah pangan yang banyak tadi kita manfaatkan untuk menjadi pakan melalui proses fermentasi. Supaya limbah tidak terbuang percuma dan bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ternak yang bagus,” terang pria yang juga menjabat Wakil Rektor III Unisma ini.
Baca Juga: UIN Malang Gelar Wisuda ke-77 dan Harlah ke-62, Luncurkan Karya Monumental 12 Guru Besar
Menurutnya, salah satu upaya untuk juga meningkatkan pakan melalui proses fermentasi.
Prof Badat menerangkan, pakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi memiliki kelebihan. Terutama untuk kandungan nutrisinya.
Di sisi lain, Prof Mudawamah mengusung orasi ilmiah berjudul ‘Peningkatan produktivitas ternak ruminansia melalui implementasi teknologi breeding dan ilmu genetika yang berkelanjutan’.
Ia menyampaikan, babwa peningkatan produktivitas ternak ruminan asli, lokal, dan silangannya secara berkelanjutan dilakukan melalui introdusir technology animal breeding dan genetics yang solutif di lapangan.
Hal itu diikuti dengan program pemuliaan ternak yang konvensional dengan open nucleus breeding serta dengan recording yang akurat melalui pengembangan software yang aplikatif.
“Peningkatan produktivitas ternak ruminan berkelanjutan harus dilakukan secara integrasi melibatkan peternak rakyat, industri peternakan, kelompok peternak inti, Balai Inseminasi Buatan, Unit Pelaksana teknis Peternakan, Departemen industri dan perdagangan, pasar hewan tradisional, rumah potong hewan, dan market place,” imbuhnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko