MALANG – Produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Malang dari tahun ke tahun terus bergeliat. Bahkan sejumlah produk lokal merambah ekspor, meski saat ini masih landai karena pandemi Covid-19. Namun Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang tetap intens melakukan pembinaan UMKM.
Salah satu UMKM yang merambah pasar luar negeri, yaitu Nuwunfood & Rayshiva, produk makanan dan minuman asli Kedungkandang, milik Iping Pratomo. Pengusaha berusia 40 tahun itu saat ini mengaku resah karena aktivitas ekspor terhenti. Dia mengaku pendapatan dari ekspor berkurang hingga 100 persen.
“Sebelum Covid-19 saya kirim ke Hamburg (Jerman), Hiroshima dan Tokyo (Jepang), Kuala Lumpur (Malaysia), Taiwan, Hongkong. Tapi sekarang kirim-kirim ke luar berhenti total,” kata Ipong kepada tugumalang.id, Jumat (5/11/2021).
Ipong sendiri merintis usaha tersebut sejak 2014 lalu. Baru kali ini menurutnya, kondisi perdagangan terasa sangat sulit. Namun Ipong tetap optimis karena terus mendapat perhatian dari Diskopindag Kota Malang.
“Sekarang saya dan teman-teman dibina Diskopindag. Kami dibantu dan diarahkan supaya bisa eksis dan masuk di dunia online, e-commers, dan medsos,” ujarnya.
Ipong menceritakan usaha yang dirintisnya dibimbing Diskopindag Kota Malang dari nol. Menurutnya, banyak juga UMKM serupa yang dibimbing pemerintah dari nol. Seperti bagaimana mengurus paten merk, legalitas, hingga sertifikasi dan pelatihan. “Sudah banyak bantuan dari pemerintah. Sekarang harapannya hanya satu, pandemi segera usai,” tandasnya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyatakan, pihaknya terus berupaya melakukan bimbingan terhadap UMKM di masa pandemi ini. Bersama stakeholder Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, pihaknya terus mencari peluang-peluang dan kerja sama sekaligus menjaring buyer luar negeri.
“Meskipun masih pandemi, kami intens berkoordinasi secara virtual dengan pihak terkait, termasuk UMKM,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Kepala Diskopindag Kota Malang Muhamad Sailendra, ST., MT. Ada 23 UMKM di Kota Malang yang menjajaki pasar ekspor, yang didominasi komoditas makanan minuman dan fesyen. Pihaknya juga membimbing ribuan UMKM yang terus berkembang, kurang lebih sekitar 9.870 usaha mikro.
“Ya memang skalanya kecil, karena usaha mikro. Hingga saat ini kami terus dorong untuk memperbaiki legalitas. Dan sudah banyak sekarang yang memperbaiki mulai dari merk, sertifikasi dan lainnya. Tentu kami arahkan agar sesuai standar dan UMKM ini bisa bersaing di pasar ekspor,” terangnya.
Diskopindag kata Muhamad Sailendra, getol melakukan pelatihan, klinik bisnis, pameran, hingga membantu pemasaran UMKM. Pihaknya memanfaatkan watku pandemi ini agar UMKM fokus pada pembenahan-pembenahan produk. Karena mobilitas pasar menurutnya belum stabil.
“Karena pandemi ini kan UMKM tidak bisa produksi. Makanya kami genjot pelatihan-pelatihan dulu. Habis pandemi semoga bisa langsung go,” pungkasnya. (Ads)